Kamis, 24 Mei 2018

Shigeaki no Cloud - 12 April 2018 [Indonesia Translate] ~ Part 2~

12 April 2018

Catatan liner yang sangat pribadi oleh Shigeaki Kato: ~ EPCOTIA Solo Edition.


22. "Hyouon"

Mari kita bicarakan lagu ini terakhir! lol


23. "Thunder"

Lagu ini juga sedikit rumit, bukan?
Bisakah aku menjelaskannya ke dalam kata-kata?
Mungkin aku bisa mnggambarkan secara kasarnya saja ...
Aku akan mencobanya. Aku seperti menjelaskan ini seolah aku itu dia, tetapi...
Jika kalian berpikir, "Ini keren!"
ketika pertama kali kalian mendengarkannya, aku pikir itu tidak masalah.
Itu jawaban yang benar. Ini adalah lagu yang sangat keren.
Apakah kalian ingin menggali lebih dalam atau tidak, itu terserah kalian.
Aku rasa kalian harus menguatkan diri jika ingin mengetahui pesan sebenarnya di balik lagu ini.
Mari kita mulai.
Guntur. Thunder (guntur). Kaminari (guntur). Ikazuchi (guntur).
Suara petir dan hujan dalam intro yang terdengar gelap. kalian dapat membayangkan pengaturan yang tidak menyenangkan.
Itu menurutku.
Ini adalah "pelepasan dilema" dari Takahisa Masuda.
Tak perlu dikatakan lagi bahwa dia adalah individu yang sangat profesional.
Bagi kalian yang telah memperhatikan dan mendukung dia pasti mengetahui kepribadiannya.
Lagu ini mungkin adalah dimana Takahisa Masuda, pria yang telah secara teliti mengukir citranya, mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.
Lalu, pada siapakah dia mengungkapkannya?
Itu adalah ...
pada orang-orang yang telah memperhatikannya dan mendukungnya.
Untuk para penggemarnya.
Aku pikir akan butuh banyak keberanian untuk melakukan hal ini.
Dia menyanyikan ini dengan mengetahui, dia mungkin akan menyakiti beberapa orang, atau beberapa orang mungkin tidak akan menyukainya lagi.
Kalian dapat melihat ini dari frase pertama dari liriknya.
"Don't Cover your ears .. "
Jangan tutup telingamu.
Dia mengatakan itu dengan keras dan jelas kepada pendengarnya.
Dan setelahnya dia menyanyikan "fusaganaide mimi (jangan tutup telingamu)" di tengah-tengah lagu juga.
Kalian bisa mendapatkan pemahaman tentang judulnya sekarang.
Lagu ini menusuk telinga kalian seperti "guntur." dan mencabik-cabik hati kalian.
Guntur adalah simbol kemarahan.
Bersiaplah untuk mendengarkannya tanpa menutupi telinga kalian.
Janganlah berpaling, tidak peduli betapa menakutkannya hal itu.
Jika kalian ingin mengatakan sesuatu, katakan itu secara menyeluruh. aku bisa mengatakan ini adalah tipkalnya.
Mengenai judulnya, "Thunder." Satu hal, bahwa lagu itu mungkin berisi sesuatu yang menakutkan, seperti halnya guntur.
Ini adalah kerusakan yang dihasilkan dari "melepaskan dilemanya."
Makna lain bisa jadi adalah dia berada di tengah-tengah hujan badai saat ini.
Dengan berani dia menghadapi situasi yang menakutkan seperti hal badai petir.
Dia menggapai dan mengambil hal-hal yang dia inginkannya, bukan hanya mendambakannya saja.
Menjadi idola berarti kau hidup dalam impian orang lain.
Tapi hidupnya adalah miliknya sendiri. Dia yang mengendalikannya.
Di balik senyumannya, dia terluka. Dia kehilangan keunikannya.
Tapi jangan merasa kasihan padanya.
Di depan dia menunjukan dirinya yang kuat, tetapi di dalam, dia benar-benar khawatir.
Dalam adegan berikutnya, dia menangis di tengah hujan deras, meredam suaranya.
Apakah aku masih bintang-mu? Masih karisma-mu? Apakah aku masih harapan-mu? Masih pahlawan-mu?
Apakah aku masih impian-mu? Masih kebanggaan-mu? Apakah aku masih kepercayaan-mu? Masih fantasi-mu?
Itulah yang dia nyanyikan saat dia menangis.
Kemudian, arti lain dari "Guntur" pun muncul.
Dan hanya seperti itu, dia menghilang. Akulah Guntur-mu.
Tidak peduli betapa menakutkannya sesuatu itu, pada akhirnya dia akan menghilang. Guntur itu hanya seketika.
Tidak peduli seberapa keras aku bernyanyi, aku akan terlupakan suatu hari nanti.
Angin akan berubah, dan aku akan menjadi bukan siapa-siapa.
Aku akan menjadi orang dari masa lalu, dan warna-ku akan memudar menjadi monoton.
Jika demikian, Aku ingin kalian merasakan-ku ketika aku ada di sini.
... sebuah perasaan yang kosong.
Tidak ada yang tahu bahwa dia adalah "kotoba wo nomikonde (menelan kata-katanya)" dan "toboketa piero wo enjite (bertindak bagai orang bodoh yang tidak bersalah).
Dia tidak bisa menyampaikannya kepada orang-orang yang paling ingin dia sampaikan.
Tidak ada yang melihat melewati permukaan dan bias yang menyertai gambaran seorang Takhisa Masuda.
Semua orang dimanipulasi oleh informasi yang tidak dapat dipercaya di luar sana.
Akankah hujan badai yang menyakitkan ini akan berakhir?
...
Dia menyampaikan pesan ini dengan suara yang kuat, seperti dia berteriak.
Aku merasa hati-ku tersayat ketika aku mendengarkan suara batinnya.
Aku sendiri, benar-benar terhubung dengan lirik ini, meskipun aku menulis dari perspektif orang ketiga.
Berdiri di garis terdepan berarti kalian benar-benar akan menghadapi serangan yang menghampiri kalian.
Ekstasi itu setara dengan rasa sakit yang akan kalian rasakan.
Kita hanya bisa tetap diam tidak peduli apapun yang orang katakan atau pikirkan tentang kita.
Jika itu yang terjadi, dia ingin mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya dalam lagu ini, karena itu adalah satu-satunya tempatnya.
Dia tidak menggunakan kata-kata tetapi suaranya, sebagai senjata untuk mengayunkan perasaannya.
Aku yakin banyak dari kalian yang terkejut melihat dia melawan dengan cara yang hanya dia yang bisa melakukannya, sambil menunjukkan kelemahan dan kerentanan pada saat yang bersamaan.
Aku berharap orang-orang yang benar-benar mencintainya akan merangkul tangisan kesedihannya.


22. "Hyouon"

Akhirnya, aku ingin berbicara tentang lagu solo-ku dengan keinginan hati-ku sendiri.
Aku akan menjelaskan bagaimana lagu ini dibuat pertama kali.
Selama tur "NEVERLAND" tahun lalu, aku minum sebotol shochu (sake) dicampur dengan air, sendirian di kamar hotel-ku.
Saat itu aku sedang memeriksa rekaman dari konser, jadi sulit untuk berhenti minum.
Ketika aku mengisi kembali gelas-ku pada titik tertentu, es terlepas dari tangan-ku dan berguling di atas meja.
Seharusnya aku mengambilnya, tapi aku tidak merasa ingin mengambilnya.
Aku rasa, aku merasa sedikit sentimental.
Aku berpikir, "Aku akan minum sampai es itu mencair."
Itu adalah pengatur waktu es (jam es), seperti halnya jam pasir.
Aku mulai berpikir tentang lagu solo untuk tahun depan, dan aku mendapatkan ide untuk membuat lagu cinta sedih dengan tema "es" dan "waktu."
"Ayame" adalah tema "keragaman," jadi aku pikir akan menyenangkan untuk membuat lagu tentang hubungan yang lebih minimal. Dengan kata lain, sebuah lagu cinta.
Begitulah lagu itu mulai dibuat. lol
Judul "Hyouon."
Aku tidak tahu apakah ini adalah kata yang sebenarnya, tapi aku rasa, jika kata ini tidak pernah ada aku yang akan membuatnya sendiri.
Aku mencarinya, dan menyadari bahwa arti dari kata itu adalah "Zona suhu antara 0 derajat Celsius hingga saat-saat mulai membeku."
"Itu sempurna!" Aku pikir.
Aku memiliki gambaran melihat seorang wanita di sebuah hotel, dan putus dengannya.
Tapi lirik untuk lagu tahun ini cukup minimal dan sederhana.
Mereka memiliki lebih sedikit kata daripada biasanya sehingga pendengar dapat membaca apa yang tersirat. Itulah yang aku menginginkan dari lagu ini, jadi aku senang jika kalian dapat membuat cerita sendiri tentang lagu ini.
Aku pikir liriknya sangat minim, tetapi produser berkata, "Ini sangat kau, Shige." Apakah iya?
Dalam hal lagu, aku membuat draf kasar untuk lirik, dan membuat demo hanya dengan akord dan melodi menggunakan keyboard MIDI-ku.
Aku bertanya kepada Nakanishi-san, yang selalu bekerja dengan ku untuk lagu solo-ku, untuk melakukan aransemen utama-nya.
Aku meminta aransemen yang sederhana menggunakan piano elektronik dan gitar langsung.
Kami berkomunikasi bolak-balik selama berabad-abad untuk tiba di tempat kami sekarang.
Aransemen-nya belum dikonfirmasi ketika kami melakukan perekaman.
Tapi ketika aku mendengar suara gitar ini, aku berpikir, "Menang!"
Pemotongan itu sangat keren dan tepat. Itu sangat luar biasa!
Oh ya, mengenai lagu-nya ...
Aku ingin bernyanyi dengan suara yang aku tidak bisa lakukan sebagai NEWS.
Tepatnya, suara yang matang dan maskulin, tetapi juga santai.
Tidak ada lagu NEWS memakai kunci ini.
Ada sekitar lima mikrofon yang disiapkan untuk dipilih. Pada akhirnya, kami memilih mikrofon AKG, aku rasa.
Kami biasanya tidak akan banyak bicara, jadi aku mengambil kesempatan ini untuk membuat lagu persis seperti yang aku inginkan.
Sangat menyenangkan melihat musik yang kau suka dibawa ke dalam bentuk yang sebenarnya.
Sayangnya suaraku sangat berbeda, jadi lagunya tidak seperti yang direncanakan. Aku dan staf benar-benar berjuang untuk membuat gambaran stereo-nya ...
Kami kehabisan waktu, jadi kami mengerjakannya sampai menit terakhir sebelum pengiriman. Aku bahkan pergi ke studio Nakanishi-san dan mengerjakannya sampai pagi.
Bagian terakhir cukup unik. Ini juga salah satu bagian yang aku tambahkan di tengah malam.
Awalnya, outro itu agak membosankan karena hanya instrumental yang membuat rit ending. Jadi pada menit terakhir, aku meminta agar kami membuatnya lebih agresif dan menggunakan bagian awal chorus sebagai pengulangan. Produser menyarankan agar kami menggunakan chorus wanita yang berbisik "hyouon," dan aku setuju akan hal itu.
Aku pikir itu akan menyegarkan menggunakan judul untuk mengakhiri kalimatnya.
Aku pikir itu mungkin terdengar agak menakutkan, jadi aku memilih yang terdengar paling tidak menakutkan.
Namun ternyata banyak orang masih merasa ketakutan. lol
Aku kira jika hal ini membuat kalian merinding, secara harfiah ini adalah "suhu es"! Itulah yang aku harapkan.
Bagian chorus dilakukan oleh Ami-san, yang bekerja dengan-ku di "Ayame."
Aku meminta chorus "seperti Bjork" terakhir kali, tapi kali ini, adalah "Eryka Badu." lol
Itu tugas yang sulit untuk dilakukan, tapi aku sangat bersyukur karena dia memenuhi permintaanku !!!
Dan ternyata ini menjadi lagu yang sangat stylish! Terima kasih semuanya!
Aku harap banyak orang akan menikmatinya.

Oh, aku yakin arah solo kali ini mengundang semua jenis spekulasi. lol
Tidak ada jawaban yang benar, jadi aku harap kalian akan sampai pada kesimpulan kalian sendiri.
Lagi pula salah satu konsepnya adalah "melemparnya ke pendengar."
Tapi bagaimanapun, jangan terlalu memikirkannya, dan lihat saja seperti, "Hmm ... aku mengerti."
Kalau begitu, apa lagu solo yang harus dilakukan tahun depan?



Bagaimanapun.
Akhirnya, catatan liner yang sangat pribadi oleh Shigeaki Kato: ~ EPCOTIA Solo Edition telah selesai!
Ini sulit seperti biasanya!
Aku mengabaikan semua tenggat waktu lain dan menulis ini! Aku liar, bukan?
Sampai ketemu lagi!
Ketika album NEWS keluar!
Bye! Terima kasih!


ⓒ Jweb
by. 丸


Tidak ada komentar:

Posting Komentar