Kamis, 21 April 2011

Tegoshi's girlfriend


Author : Anisu or Yuya’s wife *ditendang kanan kiri*
Tittle : Tegoshi’s girlfriend
Pairing : NewS (Yamashita Tomohisa, Koyama Keiichiro, Nishikido Ryo, Kato Shigeaki, Massuda Takahisa, Tegoshi Yuya) and OC
Genre : Romance, and a little comedy nan garing
Rating : PG-13
Disclaimer : I just own my plot, ceritanya OCnya itu saya
N/B : saya bosen banget pas bikin fanfic ini gara-gara ga jadi nyari danus *ga penting*

Pagi-pagi di Jimusho...

“Yamapi!! Ini foto apaan? Lagi-lagi lo kena skandal!!” kata Ryo yang berteriak-teriak dengan aksen osakanya.

“Nyante apa, bisa aja itu boongan.” kata Yamapi santai sambil menyeduh teh di pagi hari (?)

“Woy, teh gue tuh. Nyeduh gak bilang-bilang ya?” Massu yang tiba-tiba nongol langsung marah-marah ke 
Yamapi gara-gara tehnya di ambil tanpa izin.

“Makanya gue nanya ama lo, ini boongan apa kagak?” Ryo masih meyakinkan kebenaran foto skandal Yamapi tersebut.

“Gimana ya? Himitsu no Yamapi-chan deh.” Yamapi mengedipkan matanya sambil menempatkan telunjuknya pada bibirnya yang di monyongkan.

Ryo yang kesel di gituin langsung ngelempar keitai yang di peganginya ke arah Yamapi. Yamapi yang lihay, dengan mudah menghindari serangan maut Ryo. Dan sekarang yang ada dalam posisi bahaya adalah orang yang tepat di belakang Yamapi yang berjarak kurang lebih 3 meter, Tegoshi Yuya.

JREP, Tegoshi dengan mudahnya menangkap keitai milik Ryo dan, “Lumayan keitainya bisa di jual daripada di buang. Woy, Keii-chan anterin ke pasar yuk buat jual keitai tangkepan.”

“Woy, Tesshi. Tesshi. Keitai gue tuh.” Ryo yang tidak tega keitainya harus di jual mengejar Tegoshi agar keitainya segera di kembalikan.

“Iie.” ke-evilan Tegoshi muncul, lidahnya menjulur ke Ryo dan matanya kini berapi-api.

“Tego-nyan, kau tidak boleh bersikap buruk seperti itu. Ayo kembalikan keitai itu kepada pemiliknya.” suara yang cukup di kenal, karena merupakan mantan MC Shounen Club memberikan perintah halus kepada Tegoshi, ya dia adalah Koyama Keiichiro.

“Hai, Keii-chan.” entah kenapa Tegoshi dengan mudahnya menuruti kata-kata Koyama dan mengembalikan keitai milik Ryo kepada pemiliknya. Matanya yang tadi berapi-api kini berubah menjadi puppy eyes *HAH! KAWAII!!!*

“Tadaimaaa~” seorang yang bersuara berat nan seksi itu datang sambil membawa tangkapan ikannya yang besar-besar itu, Kato Shigeaki.

“Berasa rumah sendiri lo, dateng-dateng ngomong ‘tadaima’ ini jimusho tau!!” Massu yang masih kesel ama Yamapi gara-gara tehnya. Sekarang malah marah-marahin Shige.

“Ok, gitu ya Massu sekarang. Gak dapet ikan bakar deh.” Shige mengancam sambil mencondongkan pancingannya ke arah Massu *berasa pedang tuh pancingan*

“Ahahaha, bercanda doang tadi kok. Jangan marah dong Shige.” Massu membujuk Shige sambil memasang puppy eyes.

“NANI?!” suara teriakan Koyama yang menggelegar keseluruh Jimusho membuat semua member NewS datang ke arahnya.

“Nande nande?” teman-temannya kecuali Tegoshi datang ke arahnya sambil bernyanyi Nande Nande Dame Dame.

Koyama yang masih shock, langsung menutup keitai flip milik Tegoshi. Dimana sekarang pemiliknya sedang nongkrong di depan laptopnya sambil melihat hal-hal yang disukainya dan sekali-sekali ia menunjukkan evil smile yang penuh nafsu.

“Tadi.. tadi.. ada wanita yang menelpon ke keitainya Tegoshi. Dia bilang ‘ohayou Yu-chan. genki ka? I miss you so much’.” wajah Koyama masih menunjukkan ekspresi tidak percaya.

“Jangan-jangan pacarnya Tegoshi?” kelima orang tersebut langsung melihat tajam ke arah Tegoshi yang masih sibuk dengan laptopnya.

Tegoshi yang merasa diliatin gak enak gitu langsung menatap tajam kembali.

“Tego-nyan, kemarilah.” mendengar perintah halus dari Koyama, Tegoshi langsung berjalan ke arahnya dan menggantikan tatapan tajamnya dengan puppy eyes.

“Hai, nande Keii-chan?” tanyanya bingung. Ia masih memasang puppy eyes.

“Ini nomor siapa?” tanya Koyama yang menunjukkan nomor wanita yang menelpon Tegoshi tadi.

“Oh, itu nomornya Mi-chan.” jawabnya dengan santai.

“Mi-chan wa dare?” tanya kelima orang tersebut dengan kompak.

“Mi-chan itu pacarku. Nama lengkapnya Heika Miu. Ia juniorku di kampus. Aku mengenalnya saat melihatnya menggambar sendirian di bawah pohon sakura. Rambutnya hitam, tingginya sekitar 155 cm. Memang tidak terlalu tinggi, tapi dia kawaii. Dia juga NewS fangirl, oh ia Mi-chan itu bisa masak, masakannya enak. Mi-chan juga kadang-kadang datang ke apartemenku untuk memasakan aku makanan. Kalau Mi-chan tersenyum, di kawaii sekali...”

“YAMERU!!” belum selesai Tegoshi mendeskripsikan tentang Mi-chan nya itu. Tapi disuruh berhenti terlebih dulu oleh kelima orang tersebut.

“Sudah berapa lama kalian berpacaran?” tanya Yamapi dengan bijaksana. Hawa kepemimpinannya mulai keluar.

“Setahun yang lalu.” jawab Tegoshi santai sambil tersenyum polos.

“EEEEEE? NANI?” semuanya kaget kecuali Tegoshi.

“Ini gawat, bagaiman jika Johnny-jiisan tau. Yabai yabai!!” Ryo mulai panik.

“Kau santai sekali Tegoshi, harusnya panik kayak Ryo gitu dong!!” kata Massu kesal.

“Buat apa panik? Mi-chan itu kan cucunya Johnny-jiisan. Anaknya Johnny-jiisan itu ibunya Mi-chan. Johnny-jiisan juga udah tau dari setahun yang lalu. Dia nyetujuin aja kok.” jawab Tegoshi santai sambil meminum teh hijau yang di pegang Massu.

Semuanya kaget dan cengo, sampe-sampe Massu gak sadar kalo teh hijaunya diminum Tegoshi.
Tegoshi langsung pergi mengambil keitainya yang di pegang Koyama. Lalu ia, “Ohayou, Mi-chan. tadi kau menelpon ya? Maaf ya tadi keitaiku di pegang oleh Keii-chan. mi-chan, kimi wa genki ka? Oh kau mau ke jimusho hanya untuk mengantarkan bento ku? Hai hai, aku ada di Jimusho sampai sore nanti. Jaa ne, love you.” selesai menelpon kekasihnya Tegoshi menutup keitai flipnya dan kembali duduk di depan laptop kesayangannya.

“Ba..Bagaimana bisa, di..dia pacaran dengan cucu Johnny-jiisan?” Yamapi masih shock, tubuhnya juga masih kaku akibat efek shock yang ditimbulkan tadi.

“Shi..Shiranai. aku juga masih tidak percaya.” kondisi Ryo ternyata sama dengan Yamapi.

“HUAAAA~ Tego-nyan. Kau mendahuluiku. Kau lebih dulu mempunyai kekasih daripada aku.” Koyama teriak histeris.


Siang harinya, suasana Jimusho seperti biasa. Banyak lelaki tampan yang sedang latihan menjelang konser JE di Indonesia, tepatnya Jakarta (?)

Tapi, ada suatu hal yang tidak biasa. Di luar Jimusho ada wanita yang berusia sekitar 21 tahun membawa kotak bento berwarna pink yang ada gambar tengkoraknya. Ia berjalan menelusuri Jimusho sambil menengok ke kanan kiri. Setiap ruangan di Jimusho pun ia telesuri juga, sejenak ia berhenti di depan ruangan yang bertuliskan ‘NEWS ROOM’. Ia lalu membuka pintu tersebut. kepalanya mengintip sedikit ke ruangan tersebut. ternyata penghuni ruangannya sedang latihan menari dan bernyanyi. Salah satu penghuni ruangan tersebut menyadari sosok wanita tersebut. Ia lalu menoleh dan berkata, “Dare?” Shige bertanya dengan suaranya yang khas.

“Ano, Atashi wa Yuya no koibito desu. Doko wa Yuya-kun?” tanya wanita tersebut dengan tampang polos, matanya masih mencari-cari dimana sosok yang ingin ia temui.

“Mi-chan desuka?” tanya Shige dengan suara setengah berteriak. Seluruh member NewS kecuali Tegoshi melihat ke arah Mi-chan.

“Hai, Yuya-kun doko wa?” tanyanya lagi.

“Tesshi, lagi di kamar mandi.” kata Ryo yang masih melihat ke arah Mi-chan.

“Masuklah, tunggu di dalam saja. Tidak baik tunggu di luar.” kata Koyama dengan sopan.

“Eeeto, lebih baik aku tunggu di luar saja. Rasanya tidak baik untuk jantung jika aku menunggu di dalam sini.” Mi-chan langsung menutup pintu lagi, ia lalu memegang dadanya. Detakan jantungnya terasa cepat sekali.

Tak lama kemudian, sosok yang dicari Mi-chan datang menghampirinya.

“Ah, Yu-chan.” Mi-chan yang sangat rindu dengan Tegoshi langsung memeluknya.

“Mi-chan. ayo masuk, lihat aku latihan.” kata Tegoshi sambil membalas pelukan Mi-chan.

“Demo, jantungku berdetak sangat cepat jika satu ruangan dengan NewS. Yu-chan tau kan aku itu NewS fangirl.”

“Iya, tapi biasain aja dong. Mereka kan teman-temanku. Jadi santai aja ya?” bujuk Tegoshi sambil tersenyum manis *HUAAAAA*

Mi-chan pun akhirnya menuruti Tegoshi, sebenarnya jantungnya masih sangat cepat berdetaknya.

“Minna, ini Mi-chan yang ku ceritakan tadi.” Tegoshi dengan bangga mengenalkan pacarnya ke teman-temannya.

“Kochira.” seru kelima meber NewS serempak.

“Ano, Mi-chan. itu kau bawa kotak bentonya Tego ya?” tanya Massu yang matanya jelalatan kalo udah liat hal yang berhubungan dengan makanan.

“Hai, Yu-chan belum makan kan? Ini aku bawakan rendang (?)” Michan menyodorkan kotak bento berwarna pink yang bergambar tenggorak ke Tegoshi.

“Ah, arigatou.” Tegoshi menerimanya dan memberikan ciuman di kening kekasihnya. Dengan tujuan agar teman-temannya iri. Dan benar saja, pandangan teman-temannya memandang tajam ke arah Tegoshi seakan-akan mengatakan “Awas kau Tego!!”

*END*

I'm a Stalker


Author : Anisu
Tittle : I'm a Stalker
Pairing : Massuda Takahisa X OC (Naruse Tomomi) X Ohno Satoshi
Genre : Comedy (dikit) + Romance = CoRa (?)
Rating : PG-13
Disclaimer : plotnya bikinan khayalan saya yang lagi gaje banget TT.TT
N/B : khusus dan di pesan untuk rheya-neenyan 8DD

“Itekimasu.. aku mau pergi mancing dulu.” seorang gadis yang berusia sekitar 20 tahunan berpamitan pergi kepada Kaa-sannya.

“Jangan lama-lama nanti kulitmu hitam, Tomomi.” sahut Kaa-sannya.

Wanita tersebut tidak mengacuhkan kata-kata Kaa-sannya. Lagi pula ia ingin memancing hanya untuk menjadi stalker. Sekarang-sekarang ini ia sedang menyelidiki kedua pria yang ia sukai beberapa bulan yang lalu. Dan karena kemampuan stalkernya bisa di katakan hebat, ia dapat mengetahui dengan mudah jadwal lelaki tersebut. jadi mudah saja baginya untuk pergi ke tempat yang ada 2 orang yang disukainya.
Sampainya di tempat pemancingan, ia mengambil tempat duduk yang strategis dengan lokasi tempat memancing kedua lelaki incarannya. Ia segera menyiapkan kamera dan buku tulis kecil untuk memfoto dan untuk menulis hal-hal penting yang terjadi.

3 jam ia menguntit kedua pria tersebut,  dan akhirnya salah satu dari mereka sadar. Bahwa mereka sedang di untit sekarang. Salah satu dari pria tersebut yang umurnya seperti sudah berkepala tiga, langsung menghampiri wanita yang bernama Naruse Tomomi.

Tomomi sadar, bahwa ada seseorang yang segera menghampirinya, ia hanya tersenyum dan, “Konnichiwa Oh-chan, sedang mancing bersama Massu ya? Aku lihat tadi kalian akrab sekali, maka tidak ada salahnya kan jika aku memfotomu dengan Massu-kun.” 

Siiingg siiingg *bunyi angin ceritanya* eksistensi yang di ajaknya bicara, hanya melewatinya begitu saja. Ternyata ia cuma ingin membeli minuman yang kedainya tepat di belakang Tomomi.

“Aku harus mencatat hal ini, bahwa Oh-chan itu orangnya gak peka dan lambat.” Tomomi  mencatat hal penting yang baru saja ia dapatkan.

“Tomo-chan, kau sedang apa?” tanya laki-laki yang ia perhatikan sedari tadi, dan sekarang laki-laki yang bernama Massu tersebut ada tepat di samping dia.

“KYAAAA..” Tomomi berteriak histeris, buku yang ada di tangannya melayang dan nyemplung ke kolam ikan. Wajahnya kini pucat pasi, apa yang terjadi jika Massu mengetahui hal yang ia tulis sejak dulu tentang dirinya dan Oh-chan temannya.

“Buku ku.” Tomomi berkata miris.

PLUNG, Massu ikutan nyemplung ama bukunya. “Ini bukumu.” buku itupun langsung di sambar cepat oleh Tomomi sebelum Massu melihat apa isinya.

“Arigatou, Massu-kun. Kau harus repot-repot nyemplung ke kolam ikan cuma buat ngambil buku ku.” Tomomi berkata haru.

“Daijobou, aku ini kan MaSuperman.” Massu dengan bangganya bergaya seperti superman.

“Sebenarnya Massu itu kawaii dan baik, tapi dia terlalu bodoh dan lemot.” Tomomi berkata dalam hati.

“Tomo-chan, aku tidak bodoh dan lemot!! Tak ingatkah kemarin aku baru saja mendapatkan beasiswa karena memenangkan olimpiade.” 

JLEB, serasa ada pisau yang menusuk nusuk Tomomi. Ternyata Massu dengan tepat membaca pikirannya.

“Massu, apa yang kau lakukan disitu? Kau curang sekali mau mengambil ikan langsung dengan tanganmu agar bisa mendapatkan ikan lebih banyak. Kalau begitu aku juga akan mengikuti caramu.” Ohno yang tiba-tiba datang dari belakang langsung nyemplung.

“Bodohnya mereka.” Tomomi menggelengkan kepala sambil memotret Massu dan Ohno yang sedang berebutan menangkap ikan.

Selesai memfoto beberapa jepretan, Tomomi langsung pergi meninggalkan pemancingan tersebut, ia sudah terlalu lelah untuk hari ini.

Malam harinya, Tomomi sedang menyelesaikan tugas hidupnya. Yaitu mencetak photo yang baru saja ia dapatkan tadi siang, dan mencermati suatu hal tentang Ohno dan Massu yang baru ia dapatkan siang tadi.
Ia merenungi suatu hal di kamarnya, ia berpikir keras! Siapakah yang akan ia pilih untuk menjadi pacarnya bahkan untuk menjadi suaminya. “Kalo di liat dari umur, Oh-chan terlihat lebih matang. Tapi aku tidak tahan dengan sifatnya yang begitu lambat. Sedangkan Massu, ia baik dan sering sekali membuat kejutan untukku. Tapi kadang-kadang sifatnya memalukan. Aduh!! Aku bingung sekali!! Tapi keduanya begitu menggoda. Aaah!! Bagaimana ini?!!” Tomomi berkata pada dirinya sendiri.

“Tomomi, ada temannya.” teriak Kaa-sannya dari bawah.

Tomomi pun turun, dan ia kaget mendapati apa yang telah ia lihat saat sampai di bawah. “Ma..Massu-ku..n..”

“Konbanwa Tomomi, ini ikan bakar. Ikannya yanag aku pancing tadi lho.” Massu memberikannya sambil tersenyum dengan gayanya.

“Arigatou.”

“Oh, iya tadi kenapa pulangnya cepet banget. Gak ngeliat aku dan Ohno tanding nangkepin ikan yang banyak?” tanyanya dengan tampang polos.

“HEH? Buat apa ngeliatin? Lagi pula tadi udah cape banget.”

“Biasanya Tomomi kan selalu merhatiin aku dan Ohno, deshou?”

“Massu tau rupanya, apa yang harus aku lakukan?” Tomomi berkata dalam hati.

“Aku dan Ohno udah tau sejak lama kok.” Massu mulai serius.

“Hahaha rupanya aku ketauan jadi stlaker.” mungkin jika ia tertawa itu akan lebih baik, pikir Tomomi.

“Jujur, aku senang lho di untit gitu. Baru sekali aku di untit ama cewek. Malah Ohno sempet ngatain aku gak laku gara-gara gak pernih di untit.” Massu bercerita dengan tampang polos.

“Aku pikir malah banyak yang nguntit Massu, ternyata gak ada ya selain aku? Malah aku pikir Oh-chan gak ada yang nguntitin, ternyata aku salah.”

“Tomo-chan, emang aku gak cakep ya? Emangnya aku bodoh ya?” pertanyaan yang cukup membuat Tomomi berdebar hebat.

“Aku pikir Massu itu kawaii, tapi emang kadang-kadang bodoh sih. Boleh saja kau di katakan pintar karena memenangkan olimpiade di kampus. Tapi masa kamu ngga tau kota New York itu dimana?”

“Kamu mendengar pembicaraanku dengan Shige pekan lalu ya?” wajah Massu mulai memerah karena malu.

“Un.” Tomomi mengangguk.

“Massu tau kan, kalo aku itu stalker. Jadi aku pasti denger percakapan apa saja yang kau lakukan?” Tomomi membanggakan dirinya.

“HEH? Seprofesional itukah kau menjadi stalker?”
Tomomi tidak menjawab, ia hanya tersenyum.

“Tadaima.” Nee-channya yang umurnya tidak terlalu jauh dengan Tomomi baru saja tiba di rumahnya, dan sepertinya ia membawa seorang pria ke rumah.

“Okaeri.” sahut Tomomi dan Kaa-sannya bersamaan.

“Kaa-san, kenalkan ini pacarku. Namanya Ohno Satoshi.”
Suara Nee-channya terdengar oleh telinga Tomomi, ia tidak menyangka bahwa nee-channya sudah mempunyai pacar. Dan tepatnya pacarnya itu adalah orang yang ia untit sejak beberapa bulan lalu. Akhirnya ia menemui jawaban siapa yang harus ia pilih.

“Akhirnya.. Akhirnya..” kata Tomomi dengan wajah sumringah.

“Kenapa jawabannya akhirnya? Hey, Tomo-chan.” Massu menarik Tomomi kembali dari dunia bengong (?) ke dunia nyata.

“Hah? Nande?” Tomomi bertanya dengan muka cengo.

“Gak dengerin ya tadi?” wajah Massu mulai masam.

“Iie, hehe. Gomen gomen, bisa di ulang lagi?” pinta Tomomi.

“Kimi ga suki da, Tomo-chan.” terlihat raut wajah Massu yang begitu serius.

“HEH?? KOK BISA?” pertanyaan bodoh yang di lontarkan Tomomi. Harusnya ia senang, laki-laki yang ia sukai ternyata juga suka dengannya.

“Ih dasar lambat!! Gak pernah sadar ya? Dari dulu, dari kita masih kecil. Aku selalu perhatiin kamu, aku gak mau kamu terluka. Tapi kamu malah gak sadar, kalau aku suka sama kamu.”

Kaget, itulah yang Tomomi alami saat ini. Ia tidak pernah tau, bahwa Massu yang teman sekelasnya di kampus dan juga merupakan temannya sejak kecil sudah menyukainya sejak lama.

“Tomo-chan?” lagi-lagi Massu menarik Tomomi dari dunia bengongnya.

“Hai?”

“Kau lambat ya? Ngatain orang lambat, sendirinya lebih lambat. Boleh aku tau jawabannya sekarang?”

“Jawabannya sama denganmu.” Tomomi menunduk malu, kini wajahnya sudah sangat merah. Dan Massu, wajahnya kini bahagia sekali.

Sekarang terjawablah sudah siapa yang Tomomi pilih, Massu atau Ohno. Dan ini sebenarnya berkat Nee-channya juga. Jika Nee-channya tidak jadian dengan Ohno, mungkin Tomomi juga tidak menjadi pacarnya Massu sekarang.

END

(gomen, super gaje TT.TT)

Memories (chapter 3)


Author : anisu
Tittle : The Memories (ch. 3)
Pairing : Tegoshi Yuya X OC (Adachi Sera)
Genre : Romance
Rating : PG-15
Disclaimer : i just own my plot
Type : Multichapter, mungkin
N/B : fanfic ini di buat dalam rangka kedepresian saya, karena video news saya di laptop ilaaaaang~ maap banget kalo gaje u____u

“Yaa begitulah ceritanya.” Sera menghela nafas.

“Pernah bertemu Tego-nyan secara langsung?” tanya Rika penasaran.

“Belum, mungkin senpai juga tidak akan ingat padaku. Dia kan artis, pasti di kelilingin banyak wanita cantik, deshou?”

“Menurutku tidak. kenapa kau tidak mengunjungi rumahnya gitu? Aku punya alamatnya lho. Aku kan stalker Tego-nyan.” kata Rika dengan bangga.

“Ah sudahlah Rika, itu hanya masa lalu ku yang indah. Dan aku akan tetap menyimpannya di hatiku.” Sera berusaha tegar, padahal ia ingin menangis setiap melihat Yuya di televisi.

“Kau ini, sok tegar sekali!!” kata Rika berkata ketus.

“Tadaima.” ujar seorang gadis yang memasuki apartemen kecil tersebut, dia Yagami Chiisa. Penghuni ketiga apartemen yang di tempati oleh Adachi Sera dan Kobayashi Rika.

“Okaeri.” ujar Sera dan Rika bersamaan.

“Kau lama sekali Chiisa. Ketinggalan cerita masa lalu Sera yang seru nih.” kata Rika dengan semangat.

“Oh iya Sera, hari ini giliran kamu yang masak. Beli sekarang aja bahan-bahannya. Soalnya di kulkas udah abis. Dan Rika, nanti ceritakan masa lalu Sera ya.” kata Chiisa sambil melepas sepatu dan kaus kakinya.

“Hai, Ridaa.” ujar Rika dan Sera bersamaan. Hm, Chiisa memang di panggil Ridaa oleh kedua gadis tersebut, karena dia yang paling tua dan juga paling bijaksana di antara ketiganya.

“Aku berangkat ya kawan.” Sera segera pergi dengan sigap. Ia tidak mau pulang saat hari gelap. Ia takut gelap.

Hari ini Sera akan berbelanja di pasar swalayan yang berjarak sekitar 2 km dari apartemennya. Karena hari ini cuacanya sedang bagus, jadi Sera ingin berjalan saja. Sambil menikmati suasana minggu Tokyo. Kata Rika, di jalanan ini juga banyak artis yang tertangkap kamera stalker yang sedang berjalan menggunakan topi dan kacamata.

GREP!

Tangan Sera tiba-tiba ditarik oleh laki-laki yang wajahanya ditutupi masker dan menggunakan kacamata hitam juga memaki topi kupluk.

Sera di tarik ke dalam lorong yang sempit. Lorong buntu yang jarang di lewati manusia, lagipula untuk apa 
manusi-manusia Tokyo melewati lorong buntu tersebut.

Anehnya, Sera tidak berkomentar apa-apa dengan kondisi yang tangannya di tarik oleh seseorang yang tak ia kenal dan ia juga di bawa di lorong yang seperti ini.

“Tegoshi-senpai?” Sera bertanya kepada orang yang menariknya.

“Kau mengenaliku?” orang tersebut berbalik tanya.

“Hai, aku masih bisa merasakan hangatnya genggaman tanganmu. Aku benar kan? Ini Tegoshi-senpai.” refleks, Sera membuka masker orang yang ia panggil Tegoshi-senpai.

Orang itu tersenyum hangat pada Sera, tatapannya seakan-akan mengatakan ‘aku merindukanmu’.

Sera langsung memeluk orang tersebut, ia menangis. Kali ini tangisan bahagia.

“Senpai.. aku bahagia sekali. 2 tahun aku di Tokyo dan sekarang aku baru bisa bertemu denganmu. Kau sudah banyak membuatku menangis senpai, kau sudah meninggalkanku 6 tahun lamanya tanpa memberikan kabar. Aku kira kau lupa denganku, dan aku juga berpikir pasti senpai udah punya pacar. Huaaaa aku sedih sekali kalau memikirkan seperti itu.” Sera berkata panjang lebar. Tapi Yuya hanya mendengarkannya dan tiba-tiba..

CUP, Yuya mencium gadisnya. Kerinduan akan gadisnya membuat ia ingin mencium hangat bibirnya.

Sera masih kaget, ketika Yuya melepas ciumannya. “Senpai, ini tempat umum bagaimana jika ada yang memfoto kita?” Sera bingung.

“Tak apa, kau kan kekasihku dan akan menjadi calon istriku nantinya.” Yuya tersenyum ero.

“Aku tidak bisa berkutat di depan Ero Prince ini.” jawab Sera dengan wajah pasrah.

Kedua manusia tersebut melepas kerinduannya dengan senyuman bahagia, dan Sera sekarang lupa tujuan pertama ia keluar rumah.

“Doushite Sera?” tanya Yuya bingung.

“Jam berapa sekarang? Aku harus pergi berbelanja sebelum hari gelap.” Sera langsung melupakan hal barusan terjadi dan pergi ke pasar swalayan.

Yuya hanya mengikutinya dari belakang, tak mungkin ia meninggalkan gadisnya lagi. Setidaknya ia harus tau dimana Sera tinggal supaya ia bisa mengunjunginya.

“Sera tenanglah, aku disini. Jangan panik. Aku akan mengantarmu lagi, seperti 6 tahun yang lalu. Tapi 
bedanya aku tidak mengantarmu menggunakan sepeda.” Yuya berusaha menenangkan Sera.

“Senpai... aku sangat taku gelap.” wajah Sera ketakutan.

“Wakatta. Aku akan melindungimu Sera.”

“Sekarang ambil barang yang ingin kau beli, dan kita cepat pulang sekarang.” kata Yuya seperti berkata kepada anaknya.

30 menit berlalu, Sera selesai berbelanja dan untungnya hari ini belum gelap. Hari ini Sera tidak pulang sendirian seperti biasa. Ia di temani oleh Yuya.

“Akhirnya sampai sebelum gelap.” Sera sudah tenang sekarang.

“Aku pulang dulu ya, Sera.”

Sera segera menarik tangan Yuya, “Mampirlah sebentar, makan masakanku juga.”

Tak ada salahnya untuk mampir, Yuya pun menuruti permintaan kekasihnya tersebut.

“Tadaimaaa.”

“Okaeri, Sera kami sangat panik. Kamu belanjanya lama baget abisnya.” kata Rika yang sangat panik.

“HAH?! TEGO-NYAN?” kali ini Rika kaget, bukan Rika saja. Tapi Chiisa juga. Keduanya sama-sama keget.

“Hajimemashite, Tegoshi Yuya desu. Aku pacarnya Sera.” Yuya dengan manisnya memperkenalkan diri kepada Rika dan Chiisa.

“Tegoshi Yuya? Nyuusu membaa?” tanya Rika dan Chiisa berbarengan.

“Hai,” Yuya masih tersenyum manis.

“Ayo, masuk senpai. Tunggu ya, aku mau masak dulu. Chiisa, Rika tolong ajak senpai ku ngobrol ya?”

“ Ngga usah di suruh juga bakalan di ajakin ngobrol kok Sera.” kata Rika dengan semangat.

“Sera, daijobu? Mau aku bantu masak?” tanya Yuya.

“Gak usah, senpai istirahat aja ya.” Sera melemparkan senyum termanisnya ke Yuya.

“Senyum itu, selalu membuat jantungku berdetak lebih cepat berkali-kali lipat.” Yuya bicara sendiri sambil memegang keningnya. Rika dan Chiisa yang melihat kejadian tersebut hanya bisa tercengang.

Masakan sudah jadi, sekarang waktunya 4 manusia tersebut makan malam, “itadakimasu.” Sera berkata dengan sangat semangat.

“Hm, oishiiiiii.” Yuya juga berkata dengan semangat.

Melihat kebahagian sepasang manusia tersebut, Chiisa dan Rika hanya bisa tercenga. Mereka tak menyangka seorang idol seperti Tegoshi Yuya ternyata adalah kekasih sahabt mereka, dan sekarang ia berada di apartemen mereka sedang makan malam.

“Sera pintar masak ya? Masakan Sera enaaak sekali.” Yuya melemparkan senyum polosnya.

“Sankyuuu. Ne, senpai. Bulan depan aku mau ke Yokohama. Mau ikut? Kali aja senpai mau melamarku di depan orangtuaku.” Sera berkata dengan sangat polos.

Yuya sedikit kaget, tapi ia senang. Ternyata Sera masih seperti dulu, tidak berubah, “Baiklah, aku akan merubah jadwalku dulu supaya bulan depan aku bisa libur.”

Sera hanya tersenyum bahagia dan kedua temannya masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.

END

Memories (chapter 2)


Author : anisu
Tittle : The Memories (ch. 2)
Pairing : Tegoshi Yuya X OC (Adachi Sera)
Genre : Romance
Rating : PG-15
Disclaimer : i just own my plot
Type : Multichapter, mungkin
N/B : fanfic ini di buat dalam rangka kedepresian saya, karena video news saya di laptop ilaaaaang~ maap banget kalo gaje u____u

*FLASH BACK*
“HAH? Udah malem? Sensei, hari udah gelap gini latihannya selesai dong.” Sera setengah merengek pada guru musiknya.

 “Iie, ini hukuman mu karena kau telat Adachi!!” Senseinya berkata tegas.
Sera hanya bisa pasrah, senseinya sangat keras. Sekali tidak tetap tidak.

“Mainkan satu lagu dengan biolamu. Jika nadanya tidak ada yang salah, kau boleh pulang.” Perintah Senseinya.

“Hai, Sensei.”

Sera mulai menggesek biolanya, ia mengeluarkan nada-nada indah sambil memejamkan matanya. Seakan-akan ia sangat menghayati musik yang ia mainkan.

Baru setengah ia memainkan biolanya, “Adachi, kau boleh pulang. Karena aku juga akan pulang.” Senseinya berkata dengan panik sambil merapikan barang-barangnya yang berserakan di meja.

“Heh? Doushite sensei?” Raut wajah Sera sangat jelas terlukiskan bahwa ia bingung dengan tingkah Senseinya yang tak biasa seperti itu.

“Istriku melahirkan!! Aku harus cepat-cepat pergi ke rumah sakit! Maaf Adachi aku pulang duluan.” 

Senseinya sangat panik dan berlari dengan cepat meninggalkan ruang musik dan sekarang hanya Sera sendiri yang masih ada di ruang musik dan juga di sekolah pastinya. Karena sekarang sudah pukul 8 malam. Tidak mungkin masih ada siswa di sekolah sekarang. Senseinya memang gila, Sera hanya telat 5 menit. Tapi hukumannya, tambahan latihan sampai 2 jam.

“Baru kali ini aku pulang selarut ini. Huh.” Sera hanya bisa pasrah dengan perlakuan Senseinya terhadap dirinya.

“Sumisen, Sera-san kau belum pulang? Ini sudah sangat larut.”

“Eeeeh? Tegoshi-senpai desuka?”

“Hai, kenapa kau masih disini? Sangat bahaya jika wanita pulang terlalu larut.”

“Ini aku baru mau pulang, aku di tinggal sensei pulang karena ia harus buru-buru. Istrinya sedang melahirkan katanya.” jelas Sera dengan wajah pasrah.

“Hei, Sera. Doushite?” Yuya khawatir dengan Sera karena ia mulai menjatuhkan air matanya perlahan.

“A.. Aku, takut gelap. Aku ingin pulang, tapi jalanannya.. gelap.. kowaii..” tangisannya bertambah kencang.

“Da, daijobu.. aku akan mengantarmu pulang. Kau bisa menunjukkan jalanan rumahmu kan?” baru kali ini Yuya melihat seorang gadis menangis di depannya. Tentulah ia menjadi sangat panik.

“A.. Aku tidak berani membuka mata jika gelap. Aku sangat takut gelap.” Tangisannnya belum berhenti.

“Hah, bagaimana kalau kau memberi alamat rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang, sementara nanti kau di belakang bisa menutup matamu sambil mendengarkan lagu dari media playerku. Bagaimana?”

Sera mengangguk. Tapi dia masih menangis.

“Berhentilah menangis, dan tulis alamat rumahmu di punggung tanganku.”

Sera menulis alamat rumahnya di punggung tangan Yuya, hatinya sedikit tenang. Untung senpainya yang ini masih ada di sekolah. Jika tidak ada, ia tidak tahu harus bagaimana.

“Oh ini, sepertinya aku tau rumahmu. Nah sekarang tutup matamu. Aku akan menutup matamu dengan bahan ini.” Yuya memotong kemeja sekolah bagian bawahnya dengan gunting yang ada di ruang klub musik.

“Demo, itu kan kemeja sekolahmu senpai. Jangan gila!” Sera merasa tidak enak dengan Yuya.

“Daijobu. Nah, ayo tutup matamu. Dan dengarkan musik-musik yang ada disini, musiknya sudah aku ganti dengan musik klasik yang menenangkan hati kok. Jika aku sedikit stres, pasti aku akan mendengarkan musik-musik klasik ini.”

Raut wajah Sera masih melukiskan ketakutan, tentu saja ia belum percaya dengan senpainya. Baru juga mengenalnya hari ini, apalagi Sera bukanlah tipe yang mudah mempercayai orang.

“Jangan khawatir aku akan melindungi mu.”

Yuya menggiring Sera keluar sekolah. Ia berjalan pelan-pelan menyeimbangi langkah Sera. Menggenggam tangan Sera dengan kuat, begitupun sebaliknya.

“Ne, Sera. Pegang pinggangku agar kau tidak jatuh, jika kau tidak mau pegang pinggangku kau bisa pegang jok sepeda. Buatlah dirimu senyaman mungkin.”

“Hai.” Sera masih ketakutan.

Musik di media player Yuya berhenti, angin malam menyambar telinga Sera yang membuatnya tambah mengidik ngeri. Dengan gerakan refleks, ia langsung memeluk punggung Yuya dari belakang.

“Kowaii.. kowaii. Kowaii..”

Yuya dapat mendengar rintihan Sera dari belakang, ia tidak tega melihat gadis yang ia sukai harus ketakutan seperti itu.

"Tenang Sera, sedikit lagi kita akan sampai di rumahmu. Lagu di media player-ku berhenti ya?”

“I..iya.”

“Maaf ya, tadi batrenya hanya tersisa sedikit. Tenangkan hatimu, lalu bayangkan yang indah-indah. Bayangkan hal yang membuatmu bahagia.”

Sebenarnya sedari tadi, jantung Yuya berdetak kencang. Bagaimana tidak, baru kali ini ia berbicara dengan sangat dekat dengan gadis yang ia sukai sejak pertama kali melihatnya. Dan sekarang gadis tersebut memeluk punggungnya dengan erat.

“Ne, Sera. Sudah sampai rumahmu. Di depan rumahmu terang kok Sera, kau bisa membuka ikatan penutup itu.” kata Yuya dengan lembut.

“A..arigatou senpai.” Sera menunduk dan langsung berlari masuk ke rumahnya.
Yuya hanya tersenyum melihat Sera. Kini ia sudah tenang, gadisnya sudah aman sekarang. Yuya memasukkan sesuatu ke dalam kotak surat keluarga Adachi, lalu ia pulang dengan sepedanya.

Keeseokan harinya di sekolah..

“Ohayou.” sapa Sera kepada teman-teman kelasnya dengan semangat pagi.

“Wah, Mai.. Kireii. kau cantik sekali dengan rambut ikal.” Mai yang di puji dengan Sera hanya diam saja. Mukanya sangat masam.

“Doushite? Mai?” tanya Sera penasaran.

“Percuma saja rambutku ikal, tetapi orang yang kusukai sudah tidak ada.” jawab Mai dengan wajah yang masih masam.

“Maksudmu Tegoshi-senpai tidak ada? Kemana?” Sera tambah penasaran.

“Kemarin hari terakhirnya bersekolah disini. Sekarang ia akan pergi ke Tokyo. Ia mendapat panggilan dari Johnny’s Entertaiment.” Mai menangis.

“Kau bohong kan Mai? Ini tidak mungkin. Kemarin ia tidak mengatakan apa-apa padaku.” Sera juga ikut menangis, ia ingat bagaimana perlakuan Yuya kemarin terhadap dirinya. Padahal Sera sekarang mempunyai rasa terhadap Yuya karena hal kemarin. Tapi sekarang Yuya sudah pergi. Sungguh ini sangat menyakitkan.

“Kenapa kau juga menangis Sera? Bukankah kau tidak punya rasa dengan Tegoshi-senpai?” tanya Mai yang masih menangis.

“Gomen ne Mai, Gomen. Aku, aku mulai menyukainya.” suara Sera bergetar di akhir kalimat.

“Sera, kau di panggil Sensei ke ruang musik. Katanya kau harus bersiap-siap untuk lomba nanti.” suara Yumi yang baru datang ke kelas memecah lamunan Sera tentang kenangan kemarin dan juga membuat Sera untuk menghentikan tangisannya.

“Hai, Yumi.” langkah Sera gontai, ia tidak semangat menghadapi lomba.
Setibanya di ruang musik. Ia melihat ada dua orang lelaki yang sedang bercakap-cakap denga serunya.
Lelaki yang satunya adalah senseinya. Dan yang satu lagi, itu.. adalah Yuya.

“Tegoshi-senpai?” tanya Sera penasaran.

“Ah, Sera. Genki ka? Sebenarnya aku juga mengikuti kontes musik ini. Tapi karena aku harus pergi ke Tokyo sekarang jadi aku tidak bisa ikut.”

“Kau tetap ikut, Tegoshi!! Kau hanya tampil sekitar 5 menit lalu kau bisa pergi ke Tokyo!” kata Sensei memarahinya.

“Iya Sensei, aku kan hanya bercanda sedikit.”

“Ayo kalian berdua cepatlah bergegas, ganti pakaian kalian dengan pakaian itu,” kata Sensei sambil menunjukkan pakaian yang tergantung di pojok ruang musik.

“20 menit lagi kalian berangkat. Cepatlah bergegas.”
Sera langsung mengambil bajunya dan membawa bajunya ke kamar mandi untuk segera ia kenakan.

Setelah selesai memakai bajunya, ia menata sedikit rambutnya. Lalu ia keluar dari kamar mandi menuju ruang musik, ia merasa seperti ingin cosplay karena memakai baju yang belu pernah ia kenakan.

“Ano..” awal kata yang di ucapkan Sera ketika melihat Yuya sedang bersiap-siap memainkan pianonya.

“Eh, Sera.” Yuya terpaku melihat Sera. Ia refleks mengambil kamera yang ada di sampingnya dan langsung memfoto Sera yang sedang berdiri di depan pintu sambil melihat bajunya yang ia pikir aneh. Sera memang lamban, ia tidak sadar bahwa Yuya memfotonya. Dan Yuya bersyukur atas itu.

“Senpai kau ikut lomba bermain piano ya?” tanya Sera dengan nada polos.

“Iya, bermain piano sambil bernyanyi.”

“Bolehkah aku mendengarnya? Lagipula masih ada waktu 10 menit sebelum pergi. Aku juga ingin senpai memainkan piano sambil bernyanyi untukku. Aku ingin mempunyai kenangan indah oleh orang yang kusuka.” kata Sera dengan polos sambil mengusap air mata yang mulai jatuh.

“Sera menyukaiku?” tanya Yuya kaget.

“Hai, dari tadi pagi aku mulai menyukai senpai. Jadi, apakah senpai mau mengabulkan permohonanku yang tadi?”

Yuya mengangguk, ia luar biasa senang. Ternyata gadis yang ia sukai juga menyukainya. tapi di lain sisi ia juga sedih karena ia harus pergi ke Tokyo.

“Sera orangnya terbuka ya?” kata Yuya sebelum memulai permainan pianonya.

Jari jemari Yuya mulai menari di atas tuts-tuts piano, dan suara merdunya mulai menyeimbangi nada-nada piano yang ia mainkan.

Wajah Sera yang sontak memerah karena baru kali ini ada yang memainkan piano untuknya dengan sangat indahnya. Ia bahagia sekali. Semangatnya kembali terisi, tekad akan kemenangan untuk kompetesi musik biola yang akan ia ikuti hari ini kembali masuk dalam dirinya.

“Bagaimana?” tanya Yuya setelah selesai mengabulkan permohonan Sera.

“Sangat indah.” wajah Sera yang merona membuat Yuya menjadi sedikit salting.

“Anak-anak ayo cepat. Lomba akan dimulai sejam lagi. Kita harus pergi sekarang.” suasana yang romantis dirusak oleh kehadiran Sensei yang memerintahkan mereka untuk bersiap-siap.

Sampai di tempat, Yuya dan Sera berpisah. Tanpa sepengetahuan Sera, Yuya memasukkan sebuah amplop ke dalam tas tangan Sera yang terbuka.

2 jam berlalu, Sera baru saja menyelesaikan permainan biolanya di hadapan para juri. Dan sekarang ia ingin pergi mengantar Yuya ke stasiun.

“Sensei, liat Tegoshi-senpai ngga? Aku mencarinya sedari tadi.” tanya Sera yang melihat Senseinya sedang berjalan entah kemana.

“Dia sudah pergi dari tadi, dia peserta pertama. Selesai tampil langsung pergi. Mungkin dia sudah ada dalam perjalanan.” jawab Senseinya yang langsung pergi entah kemana.

Sera terduduk lemas, air matanya terjatuh lagi. Tapi ia segera menahannya dengan tissue yang sedang ia ambil di dalam tas tangannya. Tanpa di duga ada sebuah amplop berwarna pink yang indah dan juga harum. Dengan gerakan refleks ia membuka isi amplop tersebut. Kali ini tangisannya tak dapat di tahan lagi ketika ia meliaht isi amplop tersebut, di dalamnya hanya ada sebuah foto dirinya yang sedang memainkan biola. Di belakang foto, ada tulisan ‘daisuki, Adachi Sera’ dan di bawah kanan foto tersebut ada nama Tegoshi Yuya beserta tanda tangannya.

“Kenapa kau pergi Senpai?”

Lomba selesai, dan Sera kini pulang ke rumahnya. Sudah menjadi kebiasaannya, setiap pulang ia pasti memeriksa kotak surat keluarga Adachi. Ada surat, dengan amplop yang sama dari Yuya. Ia membuka isinya. Di dalamnya ada sebuah kancing seragam sekolah yang sering digunakan oleh siswa sekolahnya.

“Ada suratnya.”
Sera segera membaca isi suratnya,
Adachi Sera, aku menyukaimu sejak aku pertama kali melihatmu
Rambut ikalmu yang membuatku jatuh cinta padamu
Juga sifat yang polos dan terbuka
Sedih rasanya tidak bisa ikut upacara kelulusa di sekolah kita
Tadinya aku berniat memberikanmu kancing ini,
Tapi karena aku pindah ke Tokyo
Maka aku hanya bisa memberimu lewat surat ini
Tetap semangat ya Sera

Sera hanya tersenyum, ia berusaha tegar. Ia tidak mau menagis lagi. Kata-kata terakhir surat tersebut yang membuatnya untuk tidak menangis lagi.

*FLASH BACK END*

Memories (chapter 1)


Author : anisu
Tittle : The Memories (ch. 1)
Pairing : Tegoshi Yuya X OC (Adachi Sera)
Genre : Romance
Rating : PG-15
Disclaimer : i just own my plot
Type : Multichapter, mungkin
N/B : fanfic ini di buat dalam rangka kedepresian saya, karena video news saya di laptop ilaaaaang~ maap banget kalo gaje u____u
“Itu... dia itu senpai-ku pas lagi SMP. Dia yang kasih kancing bajunya ke aku sebelum dia pindah ke Tokyo.” kata Adachi Sera, seorang gadis yang mengakui Tegoshi Yuya sebagai senpainya dulu.

“Heh? Beneran? Masih suka komunikasi ga? Email atau apa gitu?” tanya teman kuliahnya yang tinggal bersamanya di apartemen kecil ini, Koyabashi Rika.

“Ngga.. terakhir kali ketemu, dia cuma kasih aku foto ini, itupun gak ngasih langsung.” Sera menunjukkan foto yang di berikan oleh Yuya.

“Fotonya bagus. Pasti di ambil oleh fotografer profesional nih.” Ujar Rika.

“Dulu pas SMP, dia itu ketua klub fotografi. Dia juga pernah dapet beberapa penghargaan gara-gara hasil jepretan fotonya itu bagus.” jelas Sera.

“Sera, ceritain dong. Masa-masa SMP mu bersama Tego-nyan. Kayaknya indah ya?”

“Ngga indah kok.”

“Yaudah ceritain!”

*FLASHBACK*

Paginya sebelum pelajaran dimulai. Seorang gadis berteriak dari pintu kelas. “TOMODACHI!! AKU DAPET BERITA BAGUS!!”

2 orang penghuni kelas pada pagi itu, langsung menghampirinya dan duduk di dekat bangkunya.

“Ada apa, Mai? Kok heboh banget sih?” tanya Sera penasaran.

“Ini ada berita bagus tentang tipe ideal wanita yang di sukai Tegoshi-senpai,” jelas Mai.

“Ah gak menarik! Aku kan gak suka ama dia,” Sera yang bangkit dari tempat duduknya langsung di sambar oleh tangan Mai.

“Tunggu dulu. Menarik gak menarik buat kamu, tapi kamu harus dengerin. Dengerin doang apa salahnya sih?”

“Iya Sera. Biar kompak kan kalo dengerin bertiga,” tambah Yumi.

Melihat Sera yang sudah duduk kembali, Mai mulai bercerita.

“Jadi tipe idealnya ceweknya tuh : pintar, baik, punya selera humor, dan berambut ikal. Ini informasi aku dapet pas kemarin pulang sekolah, aku kan rada telat gitu pulangnya terus kemarin aku lewat ruang klub fotografi yang kebetulan lagi pada ngomongin soal cewek idealnya gitu,” jelas Mai.

“Wah Mai hebat. Kalo soal nguping jago banget,” puji Yumi.

“Begini ya, aku kan suka sama Tegoshi-senpai. Jadi ya kalo informasi kayak begitu, aku harus tau. Supaya aku bisa jadi cewek idealnya,” kata Mai.

“Tapi, Mai. Rambutmu kan gak ikal. Rambutnya Sera tuh yang ikal,”

“Heh? Nani?” Sera kaget, karena dirinya tiba-tiba disebut-sebut gitu.

“Ih Sera. Daritadi, bukannya dengerin malah bengong mulu!” omel Mai.

“Gomen ne. Emang kenapa, Mai? Yumi?” tanya Sera yang masih memasang muka bingung.

“Rambut kamu ikal. Tagoshi-senpai suka cewek yang berambut ikal,” jelas Yumi.

“Terus? Tapi aku kan gak suka sama Tegoshi-senpai.”

“Jangan bilang gitu, Sera. Nanti kamu jadi suka lho!” kata Mai.

“Tapi, Mai kan suka sama Tegoshi-senpai. Masa aku mau rebut Tegoshi-senpai dari Mai.”

“Kalo Tegoshi-senpai nya yang suka sama kamu gimana?” tanya Mai ngotot.

“Gak tau, aku bingung Mai. Mai kenapa gak ikut klub fotografi, terus rambutmu kamu buat jadi ikal aja. Kali 
aja Tegoshi-senpai bisa suka sama Mai,” kata Sera sambil memainkan keitainya.

“IYA BENAR!!! Aku mau coba, ah besok. Yumi, Sera, ikutan yuk. Temani perjuanganku,” rayu Mai kepada kedua temannya.

“Iie!! Belakangan ini kan aku harus fokus ke permainan biolaku. Sebentar lagi kan aku ada lomba, Mai,” Sera langsung menolak dengan tegas.

“Iya juga ya. Yumi gimana?”

“Aku ikutan kamu ajalah,” jawab Yumi yang sepertinya tidak punya pilihan lain lagi.

“Yosh!! Besok kita akan memulai pertarungan cinta.” Mai berkata dengan semangat.

“Ah, Mai lebay!!” kedua temannya meneriakinya, lalu mereka tertawa bersama.

Sepulang sekolah, banyak siswa-siswi yang belum pulang karena akan mengikuti kegiatan ekskul. Seperti 
Sera, sehabis pulang sekolah ia harus mampir ke ruang musik untuk berlatih permainan biolanya. Karena ia akan menghadapi kompetesi biola se-Yokohama.

“Gawat!!! Aku telat! Aku harus buru-buru!! Jaa, Yumi, Mai.” Sera berpamitan secepat mungkin kepada kedua temannya. Dan sekarang, ia harus berlari agar tidak terlalu telat.

“Jangan lari-larian Sera!! Nanti jatuh!!” teriak Yumi.
BRAK!! Sera menabrak seseorang saat berlari di koridor. Baru saja di ingati, hal yang tidak di inginkan terjadi.

“Su-sumimasen..” Sera buru-buru membantu merapikan barang-barang orang yang di tabraknya.

“Eeeeeehh. Ini foto aku?” tanyanya sambil melihat wajah orang yang di tabraknya dengan tampang serius sekaligus bingung.

“Hh, hai. Itu foto kamu, aku di suruh klub majalah untuk mengambil fotomu diam-diam supaya hasilnya lebih alami,” jelas orang tersebut.

“Buat apa?” tanya Sera penasaran.

“Katanya klub majalah akan mempublikasikan profilmu sebagai pemusik di sekolah. Permainan biolamu kan bagus, Sera.”

“Eeeeeh? Kamu tau nama aku? Tau darimana? Dan kamu  siapa?” Sera tambah bingung.

“Oh iya, belum kenal ya? Domo, Tegoshi desu~” katanya ramah.

“Nani? Te... Tegoshi-senpai?” Sera kaget bukan main.

“Doushite?” Yuya juga dibuat bingung oleh ulahnya Sera.

“Teman-temanku suka ngomongin senpai, tapi aku gatau Tegoshi-senpai itu yang mana.”

Wajah Yuya terlihat shock ketika Sera berbicara seperti itu.
“Ha ha ha, daijobu. Sekarang kamu kan tau kalau aku Tegoshi-senpai.”

“Iya... haaaaa?? Aku kan telat!! Gawat!! Sumimasen senpai.” Sera meninggalkan Yuya, dan ia berlari lagi.

“Unik, aku menyukainya..” kata Yuya seperti berbisik.

Selasa, 19 April 2011

DUET 05.2011 - NEWS & OFFICE

RYO

-Did you have some opportunity to do a self-introduction recently?
I did! During the first meeting for the new drama "Inu wo kau..." I said: "Nice to meet you. I'll do my best to be able to exchange telephone numbers with everybody!". I'm shy but I tried my best because I think that it's important to greet properly.


-Do you have any secret for your self-appeal?
I don't think I have an appeal at all but I guess the best is to always try to show your honesty. Like, if you're shy you must show your courage and greet people with a voice louder than normal.

-Which type of girl you notice since the first meeting?
I love girls who smile a lot. I can't talk too much during a first meeting so it's ok if the other doesn't try to hard to talk a lot. Because the most important thing is the feeling. I think that if you have some common interests you will definitively be able to talk a little. Then, I like girls who bring plasters and tissues! It shows somehow a casual carefulness...I think it's very feminine. It's ok if they don't do stuff like parting the salade for me when we're eating though. If they are too much careful it gives the opposite effect. Because for those stuff you must wait the right timing.

-Teach us your way of making friends!
I never think since the beginning that I'd like to increase my friends' ring. The friends with whom I always go out are around 10, at my birthday they can reach 50 people...that's enough. Usually possible new friends are friends of friends, right? If they are friends of my beloved friends they must be nice guys, right!?


-"If you become my friend you'll have this profit!" - Which one?
Mmm...none (lol). If I must say one, you can leave to me any problem with electrical appliances' wiring! Then, if you want to visit Oosaka I can show you around. In reality lately I've been to Osaka with 3 friends but I brought them to eat plain Sanuki Udon, instead of Takoyaki or Okonomiyaki (lol). They couldn't taste the typical Osaka at all like that. I mean, I can't assure you any sure profit.

-What kind of person makes you think: "I want to be his/her friend!"?
People who can laugh in any circumstance. Somebody who is better than me in something, computer or games, anything is ok.

-Who in NEWS seems good to make friends or to have many friends?
Everybody except me. Koyama seems good to make new friends. He's very sociable.

-If you didn't do this job what would you been doing now?
Architect. My mom is a real estate agent so I'm familiar with 'plans' since I was a kid. I used to play drawing copying them on graph paper. I'm not an architect but I can draw the plan of a house. I'd like to design my future house by myself.

-If NEWS were a society, who would be the boss, the new guy, etc...what job would you have?
Of course I'd want to start a business on my own so I'd be the CEO (lol). Then, P would be the official president, the one who deals with the medias. Massu would work in the general affairs section. Shige in the business. Koyama seems

to have the right balance to be the middle manager. Tegoshi is the new employee.

-A thing that made you say: "That's fresh!" recently.
I went to snowboard and we slided on the new snow, nobody touched it before us. The fresh snow is so good!

KOYAMA

-Did you have some opportunity to do a self-introduction recently?
I do it everytime I go to a location for "News every.". Watching the other in the eyes I say: "I'm Koyama Keiichiro from 'News every'. I'm in your hands for today!". I also have business card printed for the show, exchanging them makes me feel all proud, like if I really work for a society.

-Do you have any secret for your self-appeal?
I think that showing one's feelings is more important than any technique. Firstly you have to open your heart to the other. Then you must have interest on the other person. When I take interviews for 'News every' I always try to talk a lot and communicate to the guest before the real interview.

-Which type of girl you notice since the first meeting?
It's highly probable that I'll get a good impression of somebody who's able to greet properly watching people in the eyes. Then, I think that girls with a good figure and posture are beautiful.

-Teach us your way of making friends!
When I was a student and I wanted to be friend with somebody I approached him and talked to him a lot. I'm not shy at all. I could be good friend with anyone if I found a common interest, for example the same tastes in fashion.

-"If you become my friend you'll have this profit!" - Which one?
I can plan perfect trips. I'm very good at it, from the choice of the hotel to the research of places to visit, so leave it to me! I've got a special self-confidence since when I planned a trip in Okinawa years ago. Because I checked all the latest news and found a nice new hotel. Then my parents have a ramen restaurant so I can treat my friends ramen. So? Do you like these profits!? (lol)


-What kind of person makes you think: "I want to be his/her friend!"?
People who always smile and look happy. Just being with them I can be a little happier too, right? I also want friends with whom I can talk well, it's more funny to be together like this.


-Who in NEWS seems good to make friends or to have many friends?
Massu. After work he often says: "I'm going to eat dinner with friends now!" and it seems he often hungs out with his friends. Massu's friendly so it must be easy to him find new friends, he's the loved type of guy.

-If you didn't do this job what would you been doing now?
If I weren't a NEWS I'd work in a travel agency, I think. I can't stay sat on a desk staring in front of me so I'd be a business man who travels the world. I'd be brilliant (lol). Then, most realistically, I would have been the manager of our ramen restaurant. I'd expand our shop and make it prosper!

-If NEWS were a society, who would be the boss, the new guy, etc...what job would you have?
Ryo-chan would be the president and Yamapi the chairman. Shige the department manager. He'd check the projects of the younger employee and be very accurate. Tegoshi has good appearances so we'd put him at the acceptance. Massu is like the guy who makes the copies, the chores basically (lol). We could manage the business of a high-class hotel.


-A thing that made you say: "That's fresh!" recently.
When I went to Gunma for 'News every'. I ate the new kind of strawberries called "Yayoi hime", I was impressed by their freshness. They had the perfect consistence and a delicate balance between sweetness and sourness. They were superb.


TEGOSHI

-Did you have some opportunity to do a self-introduction recently?
I think it was during the first meeting for 'Dekawanko'. I said: "I'm Tegoshi Yuuya. Yoroshiku onegaishimasu! (smiles)", I looked everybody in the etes and talked in a cheerful way.

-Do you have any secret for your self-appeal?
Isn't it good to be just as always? If you try to hard you'll get tired, the best is to be just natural. Maybe if you're searching for appeal you should try to express your tastes and interests, so that somebody will talk to you saying: "Oh me too!".

-Which type of girl you notice since the first meeting?
Polite girls. The ones who can say greetings. Like saying properly "Itadakimasu!" and "Gochisousama deshita! (Thanks for the meal)". The ones who eat showing that the food is good. I surely want to meet again people with whom it feels good being together.

-Teach us your way of making friends!
If you spend good time together, for example playing soccer, you 'll naturally become good friends, right? That works with me!

-"If you become my friend you'll have this profit!" - Which one?
I'm the type of person who says "Follow me!", I can do anything, going out to eat, travel, playing soccer, no matter where. The best is when we're all together.

-What kind of person makes you think: "I want to be his/her friend!"?
A person that I can respect and that makes me think: "This one is really passionate!". I want to be friend with people who make me think: "If I'm friend with him I can be stupid for my whole life!". Once I'm your friend I'll be for my whole life. I'm really stubborn (lol).


-Who in NEWS seems good to make friends or to have many friends?
Kei-chan and Shige. They're friendly and they know to get on in the world, their faces are honest. They are nice with everybody, doesn't matter if it's private life or work, they have many friends. I have quite only friends related to soccer. Those two are really clever.

-If you didn't do this job what would you been doing now?
Talking about fantasy, the athlete! It's similar to being an idol, it's a work that gives dreams to the spectators. If I could be one I'd want to be a soccer player of course. I have professional soccer players friends. I know that it's not easy to become a pro but still I want to!

-If NEWS were a society, who would be the boss, the new guy, etc...what job would you have?
How about a "Entertainment Company - NEWS"? It'd be a young society so there won't be presidents. Yamashita-kun, Shige, Massu will be the project's workers, Kei-chan, Nishikido-kun and me the regular employee. Everybody would always work a lot but I'd be thinking only to have fun (lol). In my head the rate of "fun" is 95%! But that's ok. Because our company sells dreams. The idea is to connect work and fun, right? It seems that I just made it up but I thought about this a lot! But I'm just an employee...maybe (lol)

-A thing that made you say: "That's fresh!" recently.
In the last half year I'm pretty hooked to red wine, of course there are many good wines but they cost a lot. It's rare to find cheap good ones but when I do I feel very fresh. I recommend Chile's ones and Napa ones. The balance between cost and performance is very good.
SHIGE

-Did you have some opportunity to do a self-introduction recently?
Lately I arrived late at a friend's birthday party and I've been told: "Ok, now a word from Kato-san!". There were many people I didn't know so I greeted: "I'm Kato! Happy birthday!". I'm a very fast-talker so when I must introduce myself I'm always careful to speak a little slower.


-Do you have any secret for your self-appeal?
I'm the type who decides his words in advance of self-introductions. During the first meeting for 'Troubleman' I thought to add a wise "I hope to not be a troubleman until the end~". But there, I found out everybody said it too (lol). It's important to think to 2-3 replacing phrases for these cases.


-Which type of girl you notice since the first meeting?
I'm shy so I'm not able to greet people looking at them in the eyes firmly. I know how much difficult it is so I like girls who are able to do that. I also get a good impression from girls who care about their appearances. I expecially notice hands. You can somehow understand a person from them. Like, if they're rough maybe she does home chores...or the job, a pianist, florist, a baker? I'm attracted by those hands.


-Teach us your way of making friends!

I think you can become friend with somebody if you try to extend the conversation pulling out many subjects after a self-introduction. Like asking: "Do you have any hobby?". When I was a student I talked with many mates and teachers, I wanted to be in an intimate atmosphere.

-"If you become my friend you'll have this profit!" - Which one?
I'm easygoing, I never refuse an invitation! If you feel lonely to go somewhere I'll come with you also if I've got nothing to do with it! (lol). Then, friends use to talk to me about their worries...I think I'm good at listening! People usually say it about me.


-What kind of person makes you think: "I want to be his/her friend!"?
Somebody who knows a lot about something that I don't know. If there are people who are passionate of classic music, sports, horror movies, I'd like to talk with them and share our interests. I'm an hearty curious (lol).

-Who in NEWS seems good to make friends or to have many friends?
Massu has a lot of friends. Even though he fails a lot at talking and leaves you a "Eh?" feeling, he is the warm type that makes people say "Massu is so cute!" (lol). Koyama is good at making friends. He's good because it's easy to talk with him. He can talk formal and informal language well and he has a friendly look, amazing.

-If you didn't do this job what would you been doing now?
I'd be a salary man, I'd like to develop projects. I'm maybe the type who once employed would work until the retirement age.

-If NEWS were a society, who would be the boss, the new guy, etc...what job would you have?I'd be the representative director. Yamashita-kun would be the president...Ah, it'd be ok if he's there without doing anything (lol). Nishikido-kun would be the manager. Koyama in the business and Tegoshi in the media, Massu would be the security man. With such good human material it'd be a successful agency, right!?

-A thing that made you say: "That's fresh!" recently.
During the shooting for the final of 'Kinpachi Sensei' I worked with Okamoto-kun. I asked him about his studies and his hopes for the future, I thought that I want him to do his best, he remembered me when I was young and fresh (lol). It made me feel like a senpai once again~

YAMAPI

-Did you have some opportunity to do a self-introduction recently?
When I worked for the promotion of 'Ashita no Joe' I had to self-introduce many times. "I'm Yamashita Tomohisa! The movie is ready now. Yoroshiku onegaishimasu!".

-Do you have any secret for your self-appeal?
I'm not the type that work too much for that (lol). I just go with a "Yoroshiku onegaishimasu". I don't like to try to show more than the necesary of myself. I just want to be natural. I'm not saying that I have a bad attitude and little enthusiasm, ok?

-Which type of girl you notice since the first meeting?
If she greets me there are high chances that I have a good impression already. It's ok just if she doesn't look too unsociable, like if she's mad of something. Maybe it's important to be a little bright. But only if it's unconsciously, natural as always!

-Teach us your way of making friends!
I don't have one! I don't try hard to make new friends, if I find somebody with whom I get on I naturally become his friend. When I was a student there was a mountain climbing event. I made many friends thanks to that. Just like that, talking and walking with mates at the same pace, right? Then I'd say: "Really, I'm so thirsty!" and he'd say "There" offering me a drink. "It's ok, you don't have to" - "No problem, I've got 2 bottles" - "Ah, well, thank you"...something like this. Right! To be friends with everybody you need 'Namacha'! So you can say out of blue: "Are you thirsty? I have Namacha!" (lol)


-"If you become my friend you'll have this profit!" - Which one?
I never stab people's back. I'm kind, not malicious, I don't betray, I don't use people. I may not always reply mails or call but I'm always there in the crisis moments!


-What kind of person makes you think: "I want to be his/her friend!"?
There aren't mere types to that. It depends from the timing, the age and the conditions so I like people who I met naturally without thinking too much. I may meet somebody and have no interest in him and meet him 5 years later and feel confortable with him, it's all possible.

-Who in NEWS seems good to make friends or to have many friends?
It'd be Koyama, wouldn't he? He's got a honest face.

-If you didn't do this job what would you been doing now?
Kamen rider! ...leaving the jokes aside (lol). I can't really tell this. I can't image it but I think I'd be a simple salary man.

-If NEWS were a society, who would be the boss, the new guy, etc...what job would you have?
Shige would be the newbie! Me and Ryo-chan would work at the reception. Because we can attract people there (lol), Tegoshi and Massu would do the work. Koyama would be the business man. Ah, I want to be one too. Monday, Wednesday, Friday at the reception, the other days working in business. Because it sounds amusing, going everyday to a different place, meeting people...The president would be Kazama-kun. I chose him because with him the society would totally be under control! (lol)

-A thing that made you say: "That's fresh!" recently.
The first snow in Tokyo. The white snow can refresh hearts.

MASSU

-Did you have some opportunity to do a self-introduction recently?
Maybe yesterday. I told to a friend of a friend: "I'm Masuda!" (lol). The first impression is important,it's true. I understand if I can be friend with somebody after 3 seconds. Seeing if they properly greet or if I like their atmosphere. I can't be good with somebody who doesn't answer your greeting. Even if he greets, if the aura is scary or not nice I don't want to be too friendly with him.


-Do you have any secret for your self-appeal?
I guess it's to greet people cheerfully. If you start talking with a "Konnichiwa!" the first impression cannot be that bad.

-Which type of girl you notice since the first meeting?
A girl with a kind of atmosphere I like. If I think about her clothes: "That cute, so fashionable!" I think that probably our interests match. If they do it'll be easy to talk and I'd want to know more about her. The appearances can tell a lot about people's characters. Sometimes when I take the train I find a girl who captures my attention. When it happens I find myself taking glimpse of her (lol).


-Teach us your way of making friends!
If you're at school and you want to make new friends the best is to approach and talk a lot, I guess. Like asking: "What do you do when you're at home?" or "Do you like school? You think it's funny?". If you ask things searching for common interests you can't go wrong!

-"If you become my friend you'll have this profit!" - Which one?
I will invite you out a lot and if you invite me I'll never refuse. Fishing, climbing mountains, travels...This year I turned from an indoor boy to an outdoor one so I want to do many things. Friends may ask to do skydiving and I'd totally go and enjoy it!


-What kind of person makes you think: "I want to be his/her friend!"?
Fashionable people. People with an amazing life style. People who request for me. People on whom I can rely if I need...We're all dispersedm right? In other words I want people with feelings matching to mine.

-Who in NEWS seems good to make friends or to have many friends?
Me? I'm not shy at all, I can talk a lot even to people I meet for the first time.

-If you didn't do this job what would you been doing now?
I'd be a baker maybe. I like bread and I love the aura of baker girls. They're all cute and fashionable! Be a baker looks funny!


-If NEWS were a society, who would be the boss, the new guy, etc...what job would you have?
The president would be Yamashita-kun. He's got the charisma and he'd protect the society. Koyama who's good at talking would be the business man. Nishikido-kun the space designer and DJ, I'd be the creator. The idol with the beautiful smile Tegoshi would be the receptionist. Shige...Shige...the temporary staff that does a lot, lot of things! These 6 people would make proposals for a fashionable life style! (lol)

-A thing that made you say: "That's fresh!" recently.
The Pcoat that was popular when I went to middle school. When old items of 10 years ago come back to fashion it's really fresh. Since it's already Spring I may not be able to wear it though...

source : news_jpop @livejournal
(sorry, i'm so lazy for translate to indonesian. keep enjoy)