Kamis, 21 April 2011

Memories (chapter 3)


Author : anisu
Tittle : The Memories (ch. 3)
Pairing : Tegoshi Yuya X OC (Adachi Sera)
Genre : Romance
Rating : PG-15
Disclaimer : i just own my plot
Type : Multichapter, mungkin
N/B : fanfic ini di buat dalam rangka kedepresian saya, karena video news saya di laptop ilaaaaang~ maap banget kalo gaje u____u

“Yaa begitulah ceritanya.” Sera menghela nafas.

“Pernah bertemu Tego-nyan secara langsung?” tanya Rika penasaran.

“Belum, mungkin senpai juga tidak akan ingat padaku. Dia kan artis, pasti di kelilingin banyak wanita cantik, deshou?”

“Menurutku tidak. kenapa kau tidak mengunjungi rumahnya gitu? Aku punya alamatnya lho. Aku kan stalker Tego-nyan.” kata Rika dengan bangga.

“Ah sudahlah Rika, itu hanya masa lalu ku yang indah. Dan aku akan tetap menyimpannya di hatiku.” Sera berusaha tegar, padahal ia ingin menangis setiap melihat Yuya di televisi.

“Kau ini, sok tegar sekali!!” kata Rika berkata ketus.

“Tadaima.” ujar seorang gadis yang memasuki apartemen kecil tersebut, dia Yagami Chiisa. Penghuni ketiga apartemen yang di tempati oleh Adachi Sera dan Kobayashi Rika.

“Okaeri.” ujar Sera dan Rika bersamaan.

“Kau lama sekali Chiisa. Ketinggalan cerita masa lalu Sera yang seru nih.” kata Rika dengan semangat.

“Oh iya Sera, hari ini giliran kamu yang masak. Beli sekarang aja bahan-bahannya. Soalnya di kulkas udah abis. Dan Rika, nanti ceritakan masa lalu Sera ya.” kata Chiisa sambil melepas sepatu dan kaus kakinya.

“Hai, Ridaa.” ujar Rika dan Sera bersamaan. Hm, Chiisa memang di panggil Ridaa oleh kedua gadis tersebut, karena dia yang paling tua dan juga paling bijaksana di antara ketiganya.

“Aku berangkat ya kawan.” Sera segera pergi dengan sigap. Ia tidak mau pulang saat hari gelap. Ia takut gelap.

Hari ini Sera akan berbelanja di pasar swalayan yang berjarak sekitar 2 km dari apartemennya. Karena hari ini cuacanya sedang bagus, jadi Sera ingin berjalan saja. Sambil menikmati suasana minggu Tokyo. Kata Rika, di jalanan ini juga banyak artis yang tertangkap kamera stalker yang sedang berjalan menggunakan topi dan kacamata.

GREP!

Tangan Sera tiba-tiba ditarik oleh laki-laki yang wajahanya ditutupi masker dan menggunakan kacamata hitam juga memaki topi kupluk.

Sera di tarik ke dalam lorong yang sempit. Lorong buntu yang jarang di lewati manusia, lagipula untuk apa 
manusi-manusia Tokyo melewati lorong buntu tersebut.

Anehnya, Sera tidak berkomentar apa-apa dengan kondisi yang tangannya di tarik oleh seseorang yang tak ia kenal dan ia juga di bawa di lorong yang seperti ini.

“Tegoshi-senpai?” Sera bertanya kepada orang yang menariknya.

“Kau mengenaliku?” orang tersebut berbalik tanya.

“Hai, aku masih bisa merasakan hangatnya genggaman tanganmu. Aku benar kan? Ini Tegoshi-senpai.” refleks, Sera membuka masker orang yang ia panggil Tegoshi-senpai.

Orang itu tersenyum hangat pada Sera, tatapannya seakan-akan mengatakan ‘aku merindukanmu’.

Sera langsung memeluk orang tersebut, ia menangis. Kali ini tangisan bahagia.

“Senpai.. aku bahagia sekali. 2 tahun aku di Tokyo dan sekarang aku baru bisa bertemu denganmu. Kau sudah banyak membuatku menangis senpai, kau sudah meninggalkanku 6 tahun lamanya tanpa memberikan kabar. Aku kira kau lupa denganku, dan aku juga berpikir pasti senpai udah punya pacar. Huaaaa aku sedih sekali kalau memikirkan seperti itu.” Sera berkata panjang lebar. Tapi Yuya hanya mendengarkannya dan tiba-tiba..

CUP, Yuya mencium gadisnya. Kerinduan akan gadisnya membuat ia ingin mencium hangat bibirnya.

Sera masih kaget, ketika Yuya melepas ciumannya. “Senpai, ini tempat umum bagaimana jika ada yang memfoto kita?” Sera bingung.

“Tak apa, kau kan kekasihku dan akan menjadi calon istriku nantinya.” Yuya tersenyum ero.

“Aku tidak bisa berkutat di depan Ero Prince ini.” jawab Sera dengan wajah pasrah.

Kedua manusia tersebut melepas kerinduannya dengan senyuman bahagia, dan Sera sekarang lupa tujuan pertama ia keluar rumah.

“Doushite Sera?” tanya Yuya bingung.

“Jam berapa sekarang? Aku harus pergi berbelanja sebelum hari gelap.” Sera langsung melupakan hal barusan terjadi dan pergi ke pasar swalayan.

Yuya hanya mengikutinya dari belakang, tak mungkin ia meninggalkan gadisnya lagi. Setidaknya ia harus tau dimana Sera tinggal supaya ia bisa mengunjunginya.

“Sera tenanglah, aku disini. Jangan panik. Aku akan mengantarmu lagi, seperti 6 tahun yang lalu. Tapi 
bedanya aku tidak mengantarmu menggunakan sepeda.” Yuya berusaha menenangkan Sera.

“Senpai... aku sangat taku gelap.” wajah Sera ketakutan.

“Wakatta. Aku akan melindungimu Sera.”

“Sekarang ambil barang yang ingin kau beli, dan kita cepat pulang sekarang.” kata Yuya seperti berkata kepada anaknya.

30 menit berlalu, Sera selesai berbelanja dan untungnya hari ini belum gelap. Hari ini Sera tidak pulang sendirian seperti biasa. Ia di temani oleh Yuya.

“Akhirnya sampai sebelum gelap.” Sera sudah tenang sekarang.

“Aku pulang dulu ya, Sera.”

Sera segera menarik tangan Yuya, “Mampirlah sebentar, makan masakanku juga.”

Tak ada salahnya untuk mampir, Yuya pun menuruti permintaan kekasihnya tersebut.

“Tadaimaaa.”

“Okaeri, Sera kami sangat panik. Kamu belanjanya lama baget abisnya.” kata Rika yang sangat panik.

“HAH?! TEGO-NYAN?” kali ini Rika kaget, bukan Rika saja. Tapi Chiisa juga. Keduanya sama-sama keget.

“Hajimemashite, Tegoshi Yuya desu. Aku pacarnya Sera.” Yuya dengan manisnya memperkenalkan diri kepada Rika dan Chiisa.

“Tegoshi Yuya? Nyuusu membaa?” tanya Rika dan Chiisa berbarengan.

“Hai,” Yuya masih tersenyum manis.

“Ayo, masuk senpai. Tunggu ya, aku mau masak dulu. Chiisa, Rika tolong ajak senpai ku ngobrol ya?”

“ Ngga usah di suruh juga bakalan di ajakin ngobrol kok Sera.” kata Rika dengan semangat.

“Sera, daijobu? Mau aku bantu masak?” tanya Yuya.

“Gak usah, senpai istirahat aja ya.” Sera melemparkan senyum termanisnya ke Yuya.

“Senyum itu, selalu membuat jantungku berdetak lebih cepat berkali-kali lipat.” Yuya bicara sendiri sambil memegang keningnya. Rika dan Chiisa yang melihat kejadian tersebut hanya bisa tercengang.

Masakan sudah jadi, sekarang waktunya 4 manusia tersebut makan malam, “itadakimasu.” Sera berkata dengan sangat semangat.

“Hm, oishiiiiii.” Yuya juga berkata dengan semangat.

Melihat kebahagian sepasang manusia tersebut, Chiisa dan Rika hanya bisa tercenga. Mereka tak menyangka seorang idol seperti Tegoshi Yuya ternyata adalah kekasih sahabt mereka, dan sekarang ia berada di apartemen mereka sedang makan malam.

“Sera pintar masak ya? Masakan Sera enaaak sekali.” Yuya melemparkan senyum polosnya.

“Sankyuuu. Ne, senpai. Bulan depan aku mau ke Yokohama. Mau ikut? Kali aja senpai mau melamarku di depan orangtuaku.” Sera berkata dengan sangat polos.

Yuya sedikit kaget, tapi ia senang. Ternyata Sera masih seperti dulu, tidak berubah, “Baiklah, aku akan merubah jadwalku dulu supaya bulan depan aku bisa libur.”

Sera hanya tersenyum bahagia dan kedua temannya masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar