Kamis, 21 April 2011

Memories (chapter 1)


Author : anisu
Tittle : The Memories (ch. 1)
Pairing : Tegoshi Yuya X OC (Adachi Sera)
Genre : Romance
Rating : PG-15
Disclaimer : i just own my plot
Type : Multichapter, mungkin
N/B : fanfic ini di buat dalam rangka kedepresian saya, karena video news saya di laptop ilaaaaang~ maap banget kalo gaje u____u
“Itu... dia itu senpai-ku pas lagi SMP. Dia yang kasih kancing bajunya ke aku sebelum dia pindah ke Tokyo.” kata Adachi Sera, seorang gadis yang mengakui Tegoshi Yuya sebagai senpainya dulu.

“Heh? Beneran? Masih suka komunikasi ga? Email atau apa gitu?” tanya teman kuliahnya yang tinggal bersamanya di apartemen kecil ini, Koyabashi Rika.

“Ngga.. terakhir kali ketemu, dia cuma kasih aku foto ini, itupun gak ngasih langsung.” Sera menunjukkan foto yang di berikan oleh Yuya.

“Fotonya bagus. Pasti di ambil oleh fotografer profesional nih.” Ujar Rika.

“Dulu pas SMP, dia itu ketua klub fotografi. Dia juga pernah dapet beberapa penghargaan gara-gara hasil jepretan fotonya itu bagus.” jelas Sera.

“Sera, ceritain dong. Masa-masa SMP mu bersama Tego-nyan. Kayaknya indah ya?”

“Ngga indah kok.”

“Yaudah ceritain!”

*FLASHBACK*

Paginya sebelum pelajaran dimulai. Seorang gadis berteriak dari pintu kelas. “TOMODACHI!! AKU DAPET BERITA BAGUS!!”

2 orang penghuni kelas pada pagi itu, langsung menghampirinya dan duduk di dekat bangkunya.

“Ada apa, Mai? Kok heboh banget sih?” tanya Sera penasaran.

“Ini ada berita bagus tentang tipe ideal wanita yang di sukai Tegoshi-senpai,” jelas Mai.

“Ah gak menarik! Aku kan gak suka ama dia,” Sera yang bangkit dari tempat duduknya langsung di sambar oleh tangan Mai.

“Tunggu dulu. Menarik gak menarik buat kamu, tapi kamu harus dengerin. Dengerin doang apa salahnya sih?”

“Iya Sera. Biar kompak kan kalo dengerin bertiga,” tambah Yumi.

Melihat Sera yang sudah duduk kembali, Mai mulai bercerita.

“Jadi tipe idealnya ceweknya tuh : pintar, baik, punya selera humor, dan berambut ikal. Ini informasi aku dapet pas kemarin pulang sekolah, aku kan rada telat gitu pulangnya terus kemarin aku lewat ruang klub fotografi yang kebetulan lagi pada ngomongin soal cewek idealnya gitu,” jelas Mai.

“Wah Mai hebat. Kalo soal nguping jago banget,” puji Yumi.

“Begini ya, aku kan suka sama Tegoshi-senpai. Jadi ya kalo informasi kayak begitu, aku harus tau. Supaya aku bisa jadi cewek idealnya,” kata Mai.

“Tapi, Mai. Rambutmu kan gak ikal. Rambutnya Sera tuh yang ikal,”

“Heh? Nani?” Sera kaget, karena dirinya tiba-tiba disebut-sebut gitu.

“Ih Sera. Daritadi, bukannya dengerin malah bengong mulu!” omel Mai.

“Gomen ne. Emang kenapa, Mai? Yumi?” tanya Sera yang masih memasang muka bingung.

“Rambut kamu ikal. Tagoshi-senpai suka cewek yang berambut ikal,” jelas Yumi.

“Terus? Tapi aku kan gak suka sama Tegoshi-senpai.”

“Jangan bilang gitu, Sera. Nanti kamu jadi suka lho!” kata Mai.

“Tapi, Mai kan suka sama Tegoshi-senpai. Masa aku mau rebut Tegoshi-senpai dari Mai.”

“Kalo Tegoshi-senpai nya yang suka sama kamu gimana?” tanya Mai ngotot.

“Gak tau, aku bingung Mai. Mai kenapa gak ikut klub fotografi, terus rambutmu kamu buat jadi ikal aja. Kali 
aja Tegoshi-senpai bisa suka sama Mai,” kata Sera sambil memainkan keitainya.

“IYA BENAR!!! Aku mau coba, ah besok. Yumi, Sera, ikutan yuk. Temani perjuanganku,” rayu Mai kepada kedua temannya.

“Iie!! Belakangan ini kan aku harus fokus ke permainan biolaku. Sebentar lagi kan aku ada lomba, Mai,” Sera langsung menolak dengan tegas.

“Iya juga ya. Yumi gimana?”

“Aku ikutan kamu ajalah,” jawab Yumi yang sepertinya tidak punya pilihan lain lagi.

“Yosh!! Besok kita akan memulai pertarungan cinta.” Mai berkata dengan semangat.

“Ah, Mai lebay!!” kedua temannya meneriakinya, lalu mereka tertawa bersama.

Sepulang sekolah, banyak siswa-siswi yang belum pulang karena akan mengikuti kegiatan ekskul. Seperti 
Sera, sehabis pulang sekolah ia harus mampir ke ruang musik untuk berlatih permainan biolanya. Karena ia akan menghadapi kompetesi biola se-Yokohama.

“Gawat!!! Aku telat! Aku harus buru-buru!! Jaa, Yumi, Mai.” Sera berpamitan secepat mungkin kepada kedua temannya. Dan sekarang, ia harus berlari agar tidak terlalu telat.

“Jangan lari-larian Sera!! Nanti jatuh!!” teriak Yumi.
BRAK!! Sera menabrak seseorang saat berlari di koridor. Baru saja di ingati, hal yang tidak di inginkan terjadi.

“Su-sumimasen..” Sera buru-buru membantu merapikan barang-barang orang yang di tabraknya.

“Eeeeeehh. Ini foto aku?” tanyanya sambil melihat wajah orang yang di tabraknya dengan tampang serius sekaligus bingung.

“Hh, hai. Itu foto kamu, aku di suruh klub majalah untuk mengambil fotomu diam-diam supaya hasilnya lebih alami,” jelas orang tersebut.

“Buat apa?” tanya Sera penasaran.

“Katanya klub majalah akan mempublikasikan profilmu sebagai pemusik di sekolah. Permainan biolamu kan bagus, Sera.”

“Eeeeeh? Kamu tau nama aku? Tau darimana? Dan kamu  siapa?” Sera tambah bingung.

“Oh iya, belum kenal ya? Domo, Tegoshi desu~” katanya ramah.

“Nani? Te... Tegoshi-senpai?” Sera kaget bukan main.

“Doushite?” Yuya juga dibuat bingung oleh ulahnya Sera.

“Teman-temanku suka ngomongin senpai, tapi aku gatau Tegoshi-senpai itu yang mana.”

Wajah Yuya terlihat shock ketika Sera berbicara seperti itu.
“Ha ha ha, daijobu. Sekarang kamu kan tau kalau aku Tegoshi-senpai.”

“Iya... haaaaa?? Aku kan telat!! Gawat!! Sumimasen senpai.” Sera meninggalkan Yuya, dan ia berlari lagi.

“Unik, aku menyukainya..” kata Yuya seperti berbisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar