12 April 2018
Sepertinya hari ini adalah "Hari Kosmonotika!"
Ini sempurna untuk "Hari EPCOTIA"!
Baiklah, Mari kita mulai!
Yang terakhir!
Catatan liner yang sangat pribadi oleh Shigeaki Kato: ~ EPCOTIA Solo Edition.
Aku akan mengatakannya sekali lagi!
Ini adalah interpretasi-ku yang "sangat pribadi" !!!!
Aku belum pernah terlibat dalam pembuatan lagu solo member lain!
Apa yang akan aku tulis adalah imajinasi-ku saja!
Silakan di baca dengan penakan itu dalam pikiran kalian!
20. "Platonic"
Ini adalah lagu solo dari Yuya Tegoshi.
Ini adalah balada klasik, sangat kontras dengan solo sebelumnya "I'm coming."
Aku rasa lagu ini menunjukkan apa yang benar-benar dibuat oleh Yuya Tegoshi.
Lagu-nya sendiri memiliki melodi yang sangat bagus.
Lagu-lagu semacam ini adalah yang terbaik jika kalian ingin menikmati nyanyian fenomenalnya.
Ada satu hal tentang lagu ini yang berbeda dengan lagu balada sebelumnya.
Aku akan membahas itu nanti, setelah aku berbicara tentang lirik-nya.
Kalian dapat mengatakan bahwa ini adalah lagu cinta ketika kalian pertama kali mendengarkannya.
"Hanarenaide ne (jangan tinggalkan aku)," "watashi dake no (hanya milikku)."
Kalian dapat mengetahui dari bagian-bagian ini bahwa lirik ditulis dari sudut pandang seorang wanita.
Aku akan menuliskan bagian lain yang menarik perhatianku.
"Mirai kawattara iinoni (jika saja masa depan dapat berubah),"
"chigiri no nai yume (mimpi tanpa janji),"
"kirei na uso de daite (peluk aku dengan kebohongan yang indah),"
"ashita no kimi ni douka todokuyou ni (biarkan perasaan ini sampai, di mana pun kau berada esok), "
"kanashii koi demo ii (bahkan jika itu adalah cinta yang tragis), "
"kanawanai koi (cinta yang tidak akan terwujud), "
" yasashii uso (kebohongan baik), "
"ima dake wa watashi dake no (hanya untuk saat ini, kau hanyalah milikku)."
Aku mencium cinta yang tak berbalas di sini ...
Kalimat yang menarik perhatianku adalah ...
"Cinta tidak tidak akan terwujud."
Juga,
"Mimpi tanpa janji."
Janji mengacu pada kontrak.
Cinta tanpa kontrak.
Dengan kata lain, cinta yang tidak mengarah pada pernikahan.
Kenapa mereka tidak dapat menikah?
Kenapa wanita ini bersedih?
"Hanya untuk saat ini, kau hanyalah milikku."
Dengan kata lain, di lain waktu pria itu bukanlah miliknya.
Betul.
Mereka berselingkuh.
Kalian juga dapat melihat kata "kebohongan" yang tersebar di seluruh lagunya.
Pria ini sebenarnya memiliki keluarga, tetapi wanita ini ingin dia mengatakan kebohongan manis padanya ketika mereka bersama. Jangan membuatnya merasa seperti ada orang lain diantara mereka.
Ini adalah hubungan yang tidak pasti,
tetapi saat ini perpisahan sudah mulai mendekat, wanita ini tidak dapat menahan rasa sakit itu.
Dia sangat sedih sampai lelah karena menangis.
Dia tidak ingin menjadikan ciuman itu jadi yang terakhir.
Ini adalah cinta terlarang.
Tetapi perasaan yang wanita ini miliki sangatlah murni (bersifat platonis).
Aku bertanya-tanya apa yang dipikirkan pria itu ...
Lagu ini sangatlah sedih.
Kalau begitu, mari kita lihat dari sisi vokal-nya.
Hal khusus tentang lagu ini yang berbeda dengan yang sebelumnya adalah bahwa ada dua suara di bagian refrain-nya.
Kedua suara itu terpisah satu oktaf, dan menciptakan harmoni yang berbeda.
Sebenarnya, "Ayame" ku juga seperti itu.
Sangat menyegarkan mendengar suara ganda Yuya Tegoshi. Ini adalah suara yang tidak pernah kudengar sebelumnya.
Pada kenyataannya, kedua suara harmonisasi ini juga menandakan sesuatu yang lain.
Satu-satunya kejadian yang terjadi hanya di bagian Refrain.
Aku pikir kedua suara itu menandakan wanita (bagian nada tinggi) dan pria (bagian nada rendah).
Hanya ada satu vokal, tetapi pada dasarnya ini adalah sebuah lagu duet.
Ketika kalian memikirkannya seperti itu, bagian refrain memiliki arti yang berbeda.
Mereka berdua memikirkan hal yang sama, tetapi perasaan mereka tidak berbalas. Bukankah lagu ini terdengar seperti hubungan semacam itu?
Di bagian akhir, saat mengatakan "kimi dake wo (hanya kau seorang)," hanya bagian nada rendah yang tersisa.
Sampai saat itu, sepertinya kita mendengarkan lagu ini dari sudut pandang seorang wanita, tetapi tanpa disadari, kita telah beralih ke sudut pandang seorang pria.
Lagu ini ditulis dengan sangat baik.
Ketika kalian mempertimbangkan hal itu.
Aku akan menulis tentang teknik bernyanyi Yuya Tegoshi juga.
Lagu ini memiliki sedikit nada, jadi dia bernyanyi dengan sederhana, meminimalkan penggunaan vibratonya.
Aku mendapat kesan bahwa dia berusaha meminimalkan semuanya dalam lagu ini.
Hal ini mirip dengan bagaimana dia bernyanyi beberapa waktu lalu, tetapi ada lapisan tambahan dari gloss dan dryness yang matang.
Ini juga identik dengan dilema wanita karena tidak mampu mengekspresikan perasaannya.
Hanya di antara kami, ketika aku berkata kepada Tegoshi, "Lagu solomu luar biasa!" dan dia menjawab, "Gila, aku benar-benar menahan diri ketika menyanyikannya!"
Dia harus menghentikan emosinya agar tidak mengambil alih, dan berkonsentrasi pada setiap kata tanpa menambahkan terlalu banyak nuansa dan ekspresi.
Aku benar-benar berpikir hal itu sangat berhasil.
Tak perlu banyak bicara lagi, dia memiliki suara yang luar biasa, tapi aku pikir dia pintar untuk menahan dirinya sendiri di lagu ini.
Ini adalah lagu yang sangat bagus yang telah mengungkapkan sisi baru untuk Yuya Tegoshi
21. "Ginza Rhapsody "
Ini adalah kali kedua solo sebelumnya telah di Cover ulang sejak "White" dan "Romeo."
"Romeo" berduet dengan Nishikido Ryo-san, tapi lagu kali ini berduet dengan Yamashita Tomohisa-san dari konser "DIAMOND."
Telah menjadi sebuah tema bahwa lagu solo adalah lagu-lagu seksi, seperti "Romeo" dan "Ai no Elegy" dari album sebelumnya, dan sekarang lagu ini.
Gila, aku tidak yakin dari sudut mana aku harus menulis tentang ini. lol
Apa yang membuatnya rumit adalah liriknya ditulis oleh "KoYama-P" ...
Ada hal-hal yang tidak dapat dihindari yang perlu aku katakan ... lol
Aku bisa menulisnya dengan cara yang dramatis jika aku mau. Bisakah aku melewatkan saja yang satu ini? lol
tidak bisa, ya?
Baiklah, mari kita lakukan.
Aku akan memulai dengan menjelaskan versi duet yang dilakukan di "DIAMOND." (Aku mengeluarkan DVD-ku untuk memeriksa kembali!)
Sebelumnya aku bicara tentang lagu "Platonic" menjadi lagu duet satu orang. Yah, "Ginza Rhapsody" pada awalnya adalah duet Koyama-san dan Yamashita-san.
Bagian pria dinyanyikan oleh Koyama-san, dan Yamashita-san menyanyikan bagian wanita-nya. Mereka berdua bernyanyi dan menari di dunia merah dan biru yang akan membuat host club malu.
Itu sangat keren.
Jika kalian belum melihatnya, silakan lihat DVD konser "DIAMOND." (Aku diam-diam promosi.)
Aku ingin membandingkan versi lama dan baru, jadi aku menggunakan bantuan dari orang yang berkepentingan untuk mendapatkan versi asli "Ginza Rhapsody," yang belum pernah dirilis. (Aku menggunakan beberapa perangkat lunak untuk membandingkan lagu-lagunya!)
Susunannya terdengar lebih halus dalam versi baru, dan bagian instrumennya menggunakan rekaman yang baru, sehingga terdengar lebih dewasa. Tetapi selain itu, lagu ini memiliki suara yang sama.
Riff yang mengesankan juga sama.
Ketika kamu memikirkannya, menggunakan Koyama-san sebagai bagian pria dan Yamashita-san sebagai bagian wanita-nya mungkin kebalikan dari apa yang kalian harapkan dari citra mereka.
Aku pikir mereka melakukan itu dengan sengaja untuk mengejutkan para pendengar.
Ketika kalian mendengarkan yang asli, kedengarannya seperti Koyama-san yang sedikit kekanak-kanakan sedang mencoba untuk terdengar maskulin. Aku yakin semua orang berpikir itu mengemaskan.
Bagian-bagiannya dibagi sebagai berikut: Bagian pria pertama adalah Koyama-san, bagian wanita berikutnya adalah Yamashita-san, dan bagian bridge dan refrain dinyanyikan bersama-sama. Dan sama juga pada bagian bait kedua. Dalam versi senyap dari bagian refrain, Yamashita-san menyanyikannya lebih dahulu dan kemudian baru Koyama-san.
Namun dalam lagu baru, Koyama-san menyanyikan refreinnya sendiri, yang menyerupai "Platonic" karena itu adalah duet satu orang.
Suara dan tubuhnya semakin kuat seiring bertambahnya usia, sehingga ia mewujudkan gambaran maskulin dalam lagu-nya lebih dari pada lagu aslinya.
Di sisi lain, bagian wanitanya sangat menonjol.
Itulah kesan pertama yang aku dapat dari vokal-nya.
Sudut pandang dari lirik-nya cukup matang.
"Shiraketa yoru (fajar mulai menyingsing)." "Tabako (rokok)." "Omae o sagashiteruze (aku mencarimu)." "Sutekirenaino yo yubiwa (aku tidak bisa membuang cincinnya)." "Oto no nai heya (ruangan tanpa suara)." "Sute ni ikuze tooi machi made (Aku akan membuangnya, di kota yang jauh)." "Kirai datta botoru no kaori (bau dari botol yang aku benci itu).'
Kalian dapat melihat apa isi ceritanya.
Ginza adalah distrik yang dikenal dengan klub hostess-nya. Ini adalah rapsodi antara pelanggan dan hostess-nya.
Ini adalah kisah cinta yang lebih serius dibandingkan dengan "Platonic"-nya Tegoshi-san.
Hubungan mereka hanyalah pelanggan dan hostess. Mereka tidak tahu apa yang nyata, bahkan jika mereka sedang menjalin hubungan. Tetapi mereka sangat tertarik satu sama lain.
Meskipun demikian, hubungan itu berantakan. Mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.
Pelanggan akan menemukan hostess yang lain untuk menjalin hubungan. Hostess-nya pun akan melakukan hal yang sama dengan pelanggan-nya.
Namun terkadang, mereka saling memikirkan satu sama lain. Ini adalah latar belakang yang dimainkan melodi-nya. "Ginza Rhapsody" Hostess disini mungkin adalah "Mama" dari sebuah klub.
Dia tidak menyingkirkan sebotol brendi atau wiski yang pria itu belikan dan menyimpannya di klubnya. Dia tetap kuat dengan mengatakan dia tidak menyukai pria itu.
Suara minor dari lagu ini cocok dengan liriknya. Itu melekat di kepala-ku.
Aku tidak tahu bagaimana mereka membuat lagu ini, tetapi liriknya mengingatkan-ku pada Yamashita-san.
Aku ingin tahu apakah cincin yang mereka bicarakan dalam lirik ini yang membuatku berpikir seperti itu.
Ada sebuah lagu berjudul "Yubiwa (cincin)" yang musik dan liriknya ditulis oleh Yamashita-san. Itu lagu yang bagus.
Ini benar-benar sangat berarti, "Ginza Rhapsody" telah di masukan ke dalam album kami setelah sekian lama.
Keiichiro Koyama telah memantapkan dirinya sebagai seorang penyanyi lagu folk pria yang seksi.
Kalian dapat melihat hal ini menjadi lebih hidup saat datang ke konser kami.
Meskipun dia biasanya berpakaian setelan, Keiichiro Koyama mengungkapkan sisi seksinya di konser. Aku harap kalian akan menikmatinya sesuai keinginan hati kalian.
Ngomong-ngomong!
Jika kalian memiliki kesempatan untuk menonton DVD "DIAMOND" sebelum kalian datang ke konser, silakan diperhatikan koreografi!
ⓒ Jweb
by. 丸
Tidak ada komentar:
Posting Komentar