3.
“Un, Deux, Trois”
Bagaimana menurut kalian ketika menemukan dunia “NEVERLAND”
setelah menyelam ke dalamnya? Sangat menyenangkan bukan?
Sebelum kalian menyadarinya, kalian akan menemukan bahwa
tubuh dan hati kalian telah bergoyang dengan sendirinya.
Setelah melewati gerbang “NEVERLAND”, yang menunggu kalian adalah
sebuah lagu yang bisa membuat kalian ingin menari.
Ketukan musik four-on-the-floor
akan secara alami membuat tubuh kalian terasa lebih ringan.
Dengan sebuah “Un, Deux, Trois (1-2-3)”, kami akan mengajak
kalian untuk menari.
Saat – saat ketika tangan saling bergandengan, meneriakkan
tentang cinta.
Jika kalian mau, cobalah untuk meneriakkannya juga.
Kalian harus menikmati momen ini. Karena momen yang sama
pada waktu yang sama tak akan pernah terjadi lagi.
Lagu ini tidak hanya menyenangkan, namun juga cantik dan
terasa seperti mimpi, samar – samar dan entah bagaimana terasa menyedihkan.
Mungkin penggunaan falsetto secara efektif membuatnya terasa
seperti itu. Ada sesuatu yang terasa transparan pada suara vokal masing –
masing member, membuat perpaduannya terasa lebih manis. Seperti sebuah
khayalan.
Secara pribadi, menurutku ada banyak momen yang penting
dalam lagu ini, khususnya aku menyukai improvisasi Massu yang halus namun penuh
tenaga pada akhir bait lagunya.
Aku juga menyukai bagian yang mengikuti setelahnya, ketika
Tegoshi bernyanyi hanya dengan iringan piano, yang kemudian membawa lagunya
pada bagianku, dan falsetto milik Koyama-san (hal yang jarang terjadi!) benar –
benar bagus.
Kemudian lagunya meledak ke dalam melodi terakhirnya! Kalian
akan menemukan diri kalian melompat dengan sendirinya!
Jadi, kalian harus benar – benar bersenang – senang
sekarang! Mari melangkah ke lagu selanjutnya!
4.
“EMMA”
Kesan pertamaku ketika
mendengarkan albumnya adalah...
“Kita meletakkan ‘EMMA’ di
sini!?!?!?!?”
Namun bukankah lagu ini memang
sudah seharusnya di sini!?
Dengan perubahan campuran lagu
yang memusingkan ini, kini kita telah menghadirkan sesuatu dengan aura
menegangkan!
Kupikir para penggemar telah
mendengarkan lagu ini beberapa kali, namun kali ini aku akan sedikit
membahasnya lagi.
Lagu ini dimulai dengan suara
gitar yang samar - samar beraroma keringat dan mudah diingat, juga iramanya
yang kasar, lalu ditambahkan sedikit suara cengkok harmonika! Sangat kontras!
Gozen reiji. Gimuretto no kissu.
(Tengah malam. Sebuah ciuman gimlet)
Wow, sangat dewasa...
Kami sering ditanya, “Apa itu
gimlet?” Gimlet adalah sejenis minuman cocktail.
Itu adalah minuman sederhana yang
terdiri dari gin, sari jeruk nipis, dan beberapa macam sirup, namun cukup
memabukkan.
Sesungguhnya, sebelum menyanyikan
lagu “EMMA”, aku sudah pernah mendengar tentang gimlet, namun belum pernah
mencobanya. Beberapa hari sebelum waktu rekaman, aku memesan segelas di sebuah
bar. Bagiku itu adalah kenangan yang bagus!
Sensasi terbakar dari gin,
aromanya, dan rasa asam jeruk nipis terasa sangat menyegarkan. Secara
keseluruhan, itu adalah minuman dengan rasa yang kuat.
Jika kalian tidak tahan dengan
alkohol, berhati – hatilah ketika meminumnya!
Jika hanya minuman cocktail
biasa, minuman apapun bisa dimasukkan dalam liriknya, bukan?
Kalian mungkin berpikir seperti
itu. Namun ada sebuah ungkapan yang membuat gimlet sangat diperlukan dalam lagu
ini.
“I suppose it’s a bit too early
for a gimlet.”
Ini adalah sepotong kutipan yang
cukup terkenal dari salah satu karya klasik Raymond Chandler, yang juga
diangkat menjadi sebuah film, “The Long Goodbye”.
Ya, benar. Dunia milik Chandler
telah melebur ke dalam lagu ini. (Bagi yang belum mendengarkannya, coba
dengarkan!).
Frasa liar yang dijabarkan dalam
liriknya mengekspresikan tentang sifat penuh keberanian orang Amerika.
Bagian tentang itu mungkin sedikit
terasa tidak keren, namun hal tersebut ada maksudnya. Maksudnya untuk
menyerupai atmosfer di sekitar mereka, dan sikap mereka yang penuh kepura –
puraan.
Salah satu bagian yang secara
pribadi sangat kusukai mungkin bagian Massu lagi.
Ada apa dengan “dua sentimeter!?”
dari bagian ujung pistol!? Atau dari bibir!?
Hal apa yang diperlukan untuk
menyakiti hati seseorang dalam – dalam, lebih dari jika kau tak bisa
mencintainya?
Dalam bayanganku, sedihnya, itu
adalah yang kusebutkan sebelumnya (ujung pistol). Bagaimanapun, pada akhirnya hal
tersebut diminta untuk dilakukan (tolong nyanyikan)...
Beberapa dari kalian mungkin
tidak mengetahuinya, namun dalam drama “Trouble Man”, ada adegan yang mirip
seperti itu...
Dan dalam “Kirawareru Yuuki” Aku
juga mengacungkan sebuah pistol...
Fajar berwarna merah. Aku tak
bisa membayangkan hal lain selain darah...
Namun sebelum itu ia ingin
meminum gimlet untuk terakhir kalinya... dan jika dilakukan sekarang, itu tidak
akan menjadi “agak terlalu dini”...
Ahh, Menuliskannya membuatku
merasa tersakiti.
Namun lagu ini akan menjadi
sangat lengkap jika didengarkan sambil menontonnya. Ada banyak perbedaan makna
untuk koreografi yang menggunakan jaket juga.
Dilihat dari sisi musik, musiknya
termasuk aliran dance yang mempunyai
nuansa berbeda dari yang kami lakukan untuk “Un, Deux, Trois”.
Jika diubah subyeknya, tampaknya
karakter Aoyama yang kuperankan di “Kirawareru Yuuki” mirip dengan anjing Emma.
Mungkin ia adalah anjing yang
tersesat. Mungkin ia akan menangis.
Oke, cukup ini saja untuk hari ini. Aku akan
melanjutkannya nanti dengan lagu kelima “7 Elements”!
cr.Jweb
by.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar